top of page

Tak Usah Kantong Plastik, Butah Pun Jadi

  • Writer: ratna tia
    ratna tia
  • Dec 20, 2017
  • 3 min read

Bahaya penggunaan kantong plastik untuk belanjaan | tas spunbond jakarta






Butahnya pun ditulisi ajakan untuk memelihara lingkungan. Salah satu pesannya adalah “Banjarmasin Barasih Gasan Kita Barataan” (Banjarmasin bersih untuk kita semua).


Di akun Surya Banjarmasin Sasirangan itu pula, dia mengunggah fotonya menggunakan butah saat belanja di satu retail.


“Ulun baulanja pakai butah haja, pian pakai napa, sabagai pangganti kantong plastik? (saya belanja pakai butah saja, Anda pakai apa sebagai pengganti kantong plastik?),” tulis Surya dalam akun facebook-nya.

Untuk memperkenalkannya, anggota FKH kerap membawanya saat berbelanja ke mal. Apalagi mal, pusat perbelanjaan dan toko modern di kota ini menerapkan kantong plastik berbayar.


Bahkan, dalam setiap kegiatan, mulai dari penanaman pohon hingga pembersihan sungai, butah menjadi salah satu atribut wajib anggotanya.



Namun kini banyak orang kota yang menggunakannya. Di Banjarmasin, butah digunakan anggota FKH seiring uji coba pembatasan penggunaan tas kresek oleh Kementerian Lingkungan Hidup.


Butah adalah tas khas Dayak Meratus. Tas ini mereka buat untuk membawa bekal ke kebun atau hasil kebun.


Jadi jika belanja, barangnya tinggal dimasukkan dalam ransel dari bambu atau rotan tersebut.

Saat banyak orang masih membahas bahaya penggunaan kantong plastik untuk belanjaan, sejumlah anggota Forum Komunitas Hijau (FKH) Banjarmasin sudah menggunakan butah untuk berbagai keperluan termasuk belanja.

Siap-siap Bayar Rp 200 untuk Kantong Plastik di Minimarket | tas spunbond jakarta


“Kami pikir tidak perlu ada perda untuk mengatur kantong plastik ini, karena status barang tersebut akan diberlakukan seperti barang dagangan lainnya yang menjadi otoritas dan mekanisme peritel selama ini,” jelas Roy.


Roy Mandey mengatakan, implementasi kebijakan kantong plastik berbayar di daerah tidak memerlukan Peraturan Daerah (perda).


"Jumlah ini merupakan harga yang disubsidi oleh peritel agar tidak memberatkan konsumen," tutur Roy Mandey.


Selama masa sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat harga jual kantong plastik berbayar yang ingin Aprindo terapkan adalah sebesar Rp 200 termasuk PPN.


Karena itu, pemerintah diharapkan memberikan keleluasaan kepada pengusaha ritel dalam menentukan harga jual kantong plastik dan mengatur mekanismenya.‎


Apabila kebijakan ini berhasil diterapkan, lanjut Roy, maka beban peritel dari pembelian kantong plastik dapat dialokasikan untuk dana CSR peritel modern bagi lingkungan.


"Anggota kami juga akan membantu pemerintah mensosialisasikan terlebih dahulu dan mengedukasi masyarakat melalui berbagai media serta melakukan pemasangan poster di toko agar konsumen mengerti dampak negatif limbah plastik bagi lingkungan," kata Roy Mandey.


Ketua Umum Aprindo Roy Mandey mengatakan, konsumen disarankan membawa tas belanja sendiri atau akan diminta membeli kantong plastik maupun tas belanja yang dapat dipakai berulang (reuseable) di toko-toko anggota Aprindo.


Aprindo berharap masyarakat bisa lebih bijak dalam menggunakan kantong plastik.


Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyatakan dukungannya terhadap upaya pemerintah mengurangi limbah plastik melalui kebijakan kantong plastik berbayar atau kantong plastik tidak gratis di Indonesia‎.


Giant Tetap Berlakukan Plastik Berbayar | tas spunbond jakarta


Namun pada perjalanannya, uji coba program tersebut kian banyak menuai pro kontra di kalangan masyarakat. Ketika memasuki periode uji coba kedua, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengalami berbagai tantangan dan hambatan dalam menjelankan program tersebut karena belum ada kekuatan hukum yang tetap. Yakni belum keluarnya Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Dalam SE tersebut, menteri meminta pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten dan kota, termasuk produsen serta pelaku usaha melakukan langkah simultan dalam pengurangan dan penanganan sampah plastik.


Untuk diketahui, kebijakan penggunaan kantong plastik berbayar adalah upaya mewujudkan misi Indonesia Bersih 2020. Kebijakan itu menyusul keluarnya SE Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor S.71/MENLHK-II/2015 pada 21 Februari 2015.


Sekali order, kata Imam, Giant Yasmin sendiri sekali memasok 10 ball plastik berbayar. Satu ballnya, berisi 500 plastik. Saat berbelanja di sana, salah satu kasir rutin menanyakan goodie bag (tas sendiri, red). Jika tidak membawannya plangan langsung dikenakan biaya kantong plastik Rp200.


“Sebagai pengganti plastik, pusat perbelanjaan akan menanyakan pada pembeli. Jika tidak membawa, juga disediakan tas seharga Rp 20 ribu. Jika pelanggan menolak, baru lah dikenakan biaya plastik. Kita juga sering dikritik consumen,” cetusnya.


Diakui Imam, dari seluruh ritel modern yang ada di Indonesia, hanya Giant yang masih menjual plastik berbayar. Menurut perusahaan, bentuk penjualan plastik berbayar adalah komitmen perusahaan dalam program penghijauan terhadap bumi.


Sambil berkoordinasi dan terus mengawal payung hukum kebijakan tersebut. “Jika kita ingin bersih dari sampah plastik di tahun 2020 kita harus komit. Tapi nyatanya kebijakan ini tidak ada kejelasan, tetapi kita tetap berkomitmen mendukung menjalankan plastik berbayar,” tukasnya.


Menut dia, pihaknya meyesali sikap pemerintah yang tidak konsisten menjalankan kebijakan plastik berbayar. Terlebih dalam melanjutkan program diet kresek tersebut. Kendati demikian, kata dia, Giant akan berinisiatif meneruskan kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah.


Alasannya, mereka tetap berkomitmen dengan penghijauan bumi. “Meski berada di tengah pro dan kontra, kami tetap komitmen memungut biaya dengan harga Rp 200 per plastik,” ujar Wakil Supervisor Giant Yasmin, Imam Syahrul, kepada Radar Bogor (Jawa Pos Group), kemarin (13/11).


Pemberhentian kebijakan kantong plastik berbayar oleh seluruh toko ritel modern di seluruh Indonesia per 1 Oktober 2016, ternyata tidak diikuti oleh pusat perbelanjaan Giant. Hingga saat ini, perusaan yang terganbung dalam Hero Supermarket Group tersebut, masih tetap mememungut Rp 200 dalam setiap kresek yang digunakan oleh konsumen.




 
 
 

Comments


Goodybag BSD

Also Featured In

    Like what you read? Donate now and help me provide fresh news and analysis for my readers   

Donate with PayPal

© 2023 by "This Just In". Proudly created with Wix.com

bottom of page