top of page

Terjunkan Ratusan PNS & THL, Kampanye Pembatasan Kantong Plastik

  • Writer: ratna tia
    ratna tia
  • Dec 18, 2017
  • 4 min read

Kampanye pembatasan penggunaan kantong plastik | tas spunbond



Beberapa pasukan berseragam hijau juga tampak giat dan bahu membahu membersihkan sampah dan mengangkutnya ke kendaraan operasional pengolahan kompos. Sugiarto salah satunya. Dibantu rekan-rekannya, THL DKP tersebut dengan sigap menyapu dan menyerok sampah di Pasar Banyuwangi yang jumlahnya cukup banyak. “Kesadaran warga Banyuwangi untuk tidak buang sampah sembarangan masih kurang,baru sekitar 60 persen.


Terbukti sampah yang kami bersihkan perharinya, terutama di areal pasar masih sebanyak ini,”tutur Sugiarto sambil menunjuk sampah menggunung yang berhasil dikumpulkannya. Meski demikian, Sugiarto optimis, upaya kerja bakti massal yang sering dilakukan DKP ini akan menjadi contoh bagi masyarakat, sehingga mereka juga tergerak untuk peduli sampah. Sampah – sampah yang terkumpul tersebut selanjutnya akan dikirim ke Bank Sampah dan depo-depo pengolahan kompos yang ada di Banyuwangi.


Terkait kegiatan bersih-bersih massal yang digelarnya bersamaan dengan kampanye tersebut, menurut Arief itu sebenarnya adalah hal yang rutin dilakukan DKP setiap hari. Hanya saja, sehubungan dengan peringatan Hari Sampah Nasional yang jatuh pada tanggal 21 Februari nanti, kegiatan bersih-bersih itu semakin diintensifkan.”Kami juga ingin menggugah kesadaran warga untuk lebih peduli pada sampah. Tidak mungkin DKP membersihkan areal Banyuwangi yang begitu luas tanpa keterlibatan masyarakat di dalamnya,”jelasnya.


Ditambahkan Arief, bagi warga yang menghasilkan sampah plastik sebagai limbah rumah tangganya, sebaiknya tak dibuang begitu saja ke tempat sampah, tetapi dikumpulkan untuk kemudian disalurkan pada Bank Sampah yang berlokasi di depan Rumah Sakit Yasmin.


Sementara itu, Kepala DKP, Arief Setyawan yang turun langsung dalam kegiatan tersebut menjelaskan sampah plastik adalah sampah terbanyak yang dihasilkan. “Karena itu, kami menghimbau kepada warga masyarakat Banyuwangi untuk benar-benar mengurangi penggunaan kantong plastik. Terutama ketika berbelanja, sebaiknya warga membawa tas belanja sendiri yang terbuat dari kertas atau kain. Karena lebih ramah lingkungan,” pesan Arief sembari ikut membagi-bagikan tas kertas.


Aksi peduli ini dimulai sejak pukul 07.00 WIB. Para peserta aksi menjelaskan kepada para pengunjung pusat perbelanjaan tentang bahaya penggunaan kantong plastik yang berlebihan. Dalam kampanyenya dijelaskan bahwa plastik adalah bahan yang susah diuraikan tanah hingga ribuan tahun. Selain berkampanye, mereka juga membagi-bagikan tas daur ulang berbahan kertas.


Jumat (15/2), ratusan Tenaga Harian Lepas (THL) dan PNS Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Banyuwangi membawa tas berbahan kertas di pusat perbelanjaan. Aksi mereka ini dilakukan sebagai kampanye pembatasan penggunaan kantong plastik.

Atribut Kampanye Diolah Menjadi Tas | tas spunbond



Dia pun mengajak warga Kota Bandung untuk merenung dan mencari rekam jejak para kandidat sebelum menentukan pilihannya pada Minggu 23 Juni 2013. "Mulai dari malam kemarin sudah pembersihan atribut, saya mohon maaf jika ada ketidakyamanan selama masa kampanye," ucapnya.


"Dari awal RIDO berkampanye dengan damai dan kegiatan posisitif. Saya siap kalah terhormat, kalau menang dengan cara yang baik," tutur Ridwan.


Dalam acara tersebut, calon yang mengangkat jargon Bandung Juara itu melepas dua spanduk dan baligo kampanye pasangan RIDO.


"Atribut kampanye bisa dibuat menjadi benda yang berguna seperti tas besar dan kecil. Intinya, pasangan Ridwan-Oded MD (RIDO) kalau kampanye memberikan solusi dan hari terakhir membuat kegiatan ramah lingkungan," kata Ridwan.


Kandidat nomor urut empat Ridwan Kamil mengisi masa tenang Pilwalkot Bandung 2013 dengan mencopoti atribut kampanyenya secara simbolis di depan Mesjid Pusdai, Jalan Diponegoro, Kamis (20/6/2013). Setelah dicopoti, sejumlah atribut itu pun dibuat menjadi tas.


> Dukung Green Campus, Mahasiswa UMY Bikin Kampanye “Smile Bag” | tas spunbond

Salah satu anggota tim kampanye, Hanik Atum Mariah juga menambahkan bahwa plastik-plastik yang terkumpul tersebut nantinya akan didaur ulang untuk dijadikan bahan baku kerajinan tangan. “Selanjutnya plastik-plastik yang terkumpul oleh kita akan kita masukkan tempat daur ulang. Nantinya plastik-plastik yang kita kumpulkan ini bisa jadi bahan baku agar dibuat kreasi atau kerajinan tangan,” tutupnya.


Selain itu, ada yang unik pula dalam kampanye ini. Ada satu mascot berbentuk plastik yang ada bertuliskan “terima kasih tidak menggunakan saya”. Dia bertugas untuk menukarkan tas kresek yang dibawa orang-orang dengan smile bag. Selanjutnya tas kresek yang ditukar ditempel di badan mascot itu yang terbuat dari plastic juga. “Salah satu teman kami berperan menjadi mascot, hal itu untuk menunjukkan kalau kita sedang melakukan Kampanye. Tulisan yang ada di badannya maksudnya agar orang-orang sadar untuk mengurangi plastic,” jelas Dio lagi.



Dioritania berharap selain mendapat tas “smile bag”, para pengunjung yang ada di Pasar Beringharjo tersebut juga jadi mengerti bahaya penggunaan plastik yang berlebihan dan tidak menggunakan tas kresek lagi saat berbelanja. Selain itu menurutnya untuk mempersiapkan kampanye ini tidak membutuhkan waktu lama. ”Untuk pembuatan tas tootebag, kami buat sendiri dan membutuhkan waktu sekitar 10 hari. Kami juga membuat poster – poster ajakan untuk mengurangi penggunaan plastik agar lebih informatif,” imbuhnya.


Dalam kampanye ini mereka menyiapkan 150 smile bag. Ketika mereka melihat orang-orang di pasar menggunakan tas kresek, mereka mendatanginya dan menginformasikan penggunaan plastik yang harus dikurangi. Lalu orang tersebut bisa menukarkan tas kreseknya dengan tas “smile bag” yang mereka bawa. “Jadi kami mengajak masyarakat juga untuk berpartisipasi melalui kampanye ini,” ujar Dio lagi.


Dioritania juga menambahkan bahwa sebenarnya sampah yang berasal dari sampah plastik tersebut sulit untuk diurai oleh tanah. “Plastik butuh berhari-hari bahkan hingga ratusan tahun untuk diuraikan. Ketika sekarang sudah berlebih, maka kita harus stop penggunaannya. Dengan menstopnya, setidaknya kita bisa menjaga bumi dari pencemaran lingkungan. Kami harap masyarakat juga sadar akan hal itu,” imbuhnya

Ketua kampanye Smile Bag, Dioritania Putri Andiny menyatakan kampanye ini untuk mendukung pemerintah yang sedang gencar melakukan pengurangan plastik dan juga mendukung UMY yang menyabet penghargaan Green Campus.


“Seperti diketahui UMY telah beberapa kali meraih award kategori Green Campus, kami ingin menunjukkan aksi nyata untuk mendukung award tersebut. Selain itu kami membuat kampanye ini juga untuk mendukung program pemerintah yang sedang gencar melakukan pengurangan plastik,” tuturnya.


Panas Terik matahari tidak mengalahkan semangat mereka untuk menyadarkan masyarakat tentang penggunaan plastik yang mencemari lingkungan. Dalam kampanye tersebut mereka mendatangi orang-orang yang menggunakan tas kresek sebagai tas belanja mereka, kemudian plastik kresek tadi ditukarkan dengan smile bag (tas totebag yang terbuat dari bahan yang aman dan bisa dipakai berulang-ulang). Orang-orang di pasar Beringharjo pun menyambut positif acara itu. Banyak ibu-ibu mengantri mendapatkan tas belanja mereka.


Hal inilah yang kemudian menggerakkan sekelompok Mahasiswa UMY untuk membuat kampanye dalam rangka menyadarkan masyarakat tentang penggunaan plastik yang mencemari lingkungan. Kampanye berjudul “Smile Bag” tersebut dilakukan di sekitaran Pasar Beringharjo pada Senin (13/6).


Plastik merupakan salah satu zat yang paling sulit didaur ulang oleh mikroorganisme dalam tanah yang menimbulkan permasalahan pencemarahan lingkungan. Dan produk yang sering dipakai masyarakat sehari-hari adalah tas kresek yang berguna untuk tempat belanjaan mereka. Masyarakat umumnya sudah tahu akibat pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh plastik terutama tas kresek, namun umumnya mereka enggan mengganti tas kresek dengan tas yang lebih ramah lingkungan.







 
 
 

Comments


Goodybag BSD

Also Featured In

    Like what you read? Donate now and help me provide fresh news and analysis for my readers   

Donate with PayPal

© 2023 by "This Just In". Proudly created with Wix.com

bottom of page