top of page

Kantong Ramah Lingkungan dari Singkong Terus Dipasarkan

  • Writer: ratna tia
    ratna tia
  • Dec 13, 2017
  • 4 min read

Kantong Ramah Lingkungan dari Singkong Terus Dipasarkan | spunbond sablon


Produk ini pertama kali di manfaatkan pada SEA Games 2011 di Palembang, meskipun tergolong produk baru, envi plast sudah memperoleh dua penghargaan yaitu sebagai produk rintisan technology pada tahun 2012, dan dari LIPI untuk invation award pada tahun 2013.


Soal harga, kantong ini dua kali lebih mahal dari kantong yang ada di pasaran. Pasalnya, biaya produksi yang dikeluarkan cukup besar apalagi kantong ini masih belum dipasarkan secara luas.


Dari percobaan yang dilakukan, terlihat bahwa kantong dari singkong ini kedap terhadap minyak goreng, jadi bisa dipastikan bahwa kantong ini juga dapat dimanfaatkan sebagai kantong penyimpanan minyak goreng.


Selain itu demonstrasi tersebut juga memperlihatkan bahwa kantong envi plast tahan terhadap panas, ini melalui percobaan sebuah setrika yang diletakkan di atas kantong envi plast. Kantong tidak akan meleleh seperti kantong plastik yang terbuat dari bahan anorganik, hanya akan berubah warna menjadi kuning layaknya selembar kertas yang terkena setrika.


Herman Moeliana mendemonstrasikan di hadapan para wartawan bahwa Envi plast dapat larut di dalam air panas dengan suhu di atas 80 derajat Celcius, tidak meleleh saat dibakar melainkan akan berubah layaknya selembar kertas jika terkena api.

"Envi Plast terbuat dari bahan organik yaitu singkong. Kantong ini merupakan produk ramah lingkungan dan merupakan terobosan terbaru di tengah maraknya isu pemanasan global dan kampanye 'go green', untuk itu produk ini akan terus dipasarkan, dan produk ini pertama kalinya ada dunia" jelas Direktur Utama PT. Intan Aneka Lestari, Ir. Herman Moeliana, kepada wartawan,di Jakarta, Rabu (19/2).


Masyarakat kini bisa memanfaatkan kantong ramah lingkungan envi plast, yang terbuat dari bahan organik, singkong. Kantong ini terus dipasarkan sebagai solusi dalam menghadapi isu pemanasan global.


Duh, 9,85 Milyar Lembar Kantong Plastik Digunakan Masyarakat Indonesia | spunbond sablon

"Melalui program Tempo Scan Love Earth, konsumen akan didorong untuk menggunakan tas ramah lingkungan secara berkelanjutan (sustainable campaign) dengan memberikan insentif pada saat berbelanja,” katanya.


Handojo S. Muljadi Presiden Direktur PT Tempo Scan Pacific Tbk mengatakan program ini merupakan program kepedulian lingkungan yang diinisiasi Tempo Scan melalui tas belanja ramah lingkungan bekerjasama dengan para mitra retail modern market nasional.


Tempo Scan Love Earth’ merupakan sebuah program inisiatif Tempo Scan dalam mengubah perilaku masyarakat Indonesia untuk mengurangi pemakaian atau penggunaan kantong plastik melalui penawaran shopping bag Tempo Scan yang dapat digunakan berulang kali.


PT. Tempo Scan Pacific Tbk, sebagai perusahaan yang berdedikasi terhadap perbaikan lingkungan mendukung regulasi pemerintah dengan meluncurkan program ‘Tempo Scan Love Earth’. Program ini selaras dengan core value Tempo Scan yaitu bermanfaat & tanggung jawab.


“Gerakan ini masyarakat dapat mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai dan beralih menggunakan kantong belanja yang dapat digunakan ulang. Kami mendorong produsen untuk bekerjasama dalam upaya pengurangan sampah kantong plastik," ujar Siti.


Upaya pengurangan penggunaan kantong plastik melalui program kantong plastik tidak gratis merupakan sebuah tindakan preventif yang dilakukan Pemerintah dan didorong oleh organisasi masyarakat untuk menekan penggunaan kantong plastik.


"Kondisi ini sangat memprihatinkan. Jika kita semua tidak turut bertanggung jawab, maka generasi anak-cucu kita akan menerima resiko dari dampak limbah plastik," katanya di Jakarta.


Siti Nurbaya Bakar, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia mengatakan sebanyak 9,85 milyar lembar kantong plastik digunakan masyarakat Indonesia dalam satu tahun dan hal ini berpotensi menjadi sampah.


Penyediaan kantong plastik yang gratis oleh pelaku usaha mempengaruhi perilaku masyarakat secara umum, sehingga menjadi faktor penghambat kesadaran masyarakat untuk menekan jumlah penggunaan kantong plastik.


Berdasarkan data Jenna Jembeck yang dirilis tahun 2015 lalu, Indonesia berada di peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik ke laut yang mencapai 187,2 juta ton per tahun, setelah Cina yang mencapai 262,9 juta ton per tahun.

Kontribusi dari nilai angka tersebut didapatkan salah satunya dari pola perilaku konsumsi penggunaan kantong plastik sekali pakai.



Kemenperin Dorong Produksi Plastik Berbahan Baku Singkong | spunbond sablon


Pihak Kementerian LHK mengklaim bahwa kebijakan kantong plastik berbayar ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.


Kebijakan tersebut bertujuan untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang bersumber dari sampah plastik.


Saat ini jumlah timbunan sampah kantong plastik terus meningkat signifikan dalam 10 tahun terakhir.

Sekitar 9,8 miliar lembar kantong plastik digunakan oleh masyarakat Indonesia setiap tahunnya.


Terkait kualitas, Harjanto berupaya agar industri plastik biodegradable yang ada mampu menjaga kualitasnya, agar dapat berfungsi sama baik dengan plastik pada umumnya.


Diketahui, KLHK sejak 21 Februari 2016 mencanangkan pemberlakuan kantong plastik berbayar di tempat perbelanjaan dengan menerapkan tarif minimal Rp200 untuk setiap kantong plastik.


Untuk itu, lanjutnya, ia menilai penggunaan plastik berbahan dasar singkong, yang hanya tumbuh di negara-negara tropis seperti Indonesia bisa menjadi tren di dunia.


"Kalau kita bisa mendorong industri ke arah sana dan akhirnya menjadi trendsetter dunia kan bagus buat Indonesia. Kualitas kekuatannya juga bagus dan tidak menggunakan teknologi tinggi. Kita arahkan ke sana," ujar Harjanto.


Untuk itu, lanjutnya, ia menilai penggunaan plastik berbahan dasar singkong, yang hanya tumbuh di negara-negara tropis seperti Indonesia bisa menjadi tren di dunia.


"Kalau kita bisa mendorong industri ke arah sana dan akhirnya menjadi trendsetter dunia kan bagus buat Indonesia. Kualitas kekuatannya juga bagus dan tidak menggunakan teknologi tinggi. Kita arahkan ke sana," ujar Harjanto.



Harjanto mengatakan, plastik berbahan baku singkong bisa dijadikan alternatif dalam membawa barang belanjaan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.


Kemenperin, lanjutnya, akan mendorong program plastik berbayar yang dicetuskan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan beberapa cara.


"Di Tangerang, ada produsen plastik yang menggunakan bahan baku singkong. Saya rasa itu bisa dijadikan alternatif untuk membawa barang belanjaan," kata Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian Harjanto di Jakarta, Senin (29/2/2016).


Program kantong plastik berbayar yang bertujuan mengurangi sampah plastik yang sulit terurai memberi peluang bagi produksi kantong plastik berbahan baku singkong yang mudah terurai.


Kementerian Perindustrian mendorong produksi dan penggunaan plastik yang mudah terurai atau biodegradable berbahan baku singkong untuk menjaga kelestarian lingkungan.



 
 
 

Comments


Goodybag BSD

Also Featured In

    Like what you read? Donate now and help me provide fresh news and analysis for my readers   

Donate with PayPal

© 2023 by "This Just In". Proudly created with Wix.com

bottom of page