top of page

Serbuan Monster Pencari Tas Kresek Di Mall Surabaya

  • Writer: ratna tia
    ratna tia
  • Dec 12, 2017
  • 6 min read

Aktivis Komunitas Nol Sampah berpakaian seperti monster tas kresek melakukan sosialisasi diet kantong plastik | spunbond murah jakarta


“Kita sedang menginisiasi usulan agar dewan mau memasukkan usulan kami mengenai pengeloaan sampah plastik di Surabaya,” pungkas Wawan.


Hingga kini Komunitas Nol Sampah terus berupaya menggolkan adanya Perda khusus mengenai sampah plastik ke DPRD Kota Surabaya maupun ke Pemerintah Kota.


“Surabaya belum ada peraturan khusus termasuk Perda, dan selama ini masih sebatas himbauan agar di tempat-tempat khusus seperti sekolah, kampung dan fasilitas umum lainnya membatasi penggunaan tas kresek. Negara lain seperti Amerika Serikat sudah menerapkan denda, pajak, dan lain-lain bagi pelanggar. Nah, Surabaya juga jangan mau kalah, apalagi dengan Bandung yang sudah membuat Perda,” imbuhnya.


Kota Surabaya dengan citranya yang baik tentang kebersihan sehingga mampu menyabet penghargaan Adipura Kencana 3 kali berturut-turut, menurut Wawan diharapkan berani membuat gebrakan positif dalam hal pengendalian sampah plastik. Peraturan Daerah khusus mengenai sampah plastik harus dibuat, atau minimal Peraturan Walikota yang membatasi pemakaian tas kresek oleh industri maupun perdagangan.


“Kalau di China menurun, di sini justru meningkat. Sebelum tahun 1988 penelitian ITS menyebutkan bahwa sampah plastik di Surabaya hanya sekitar 5 persen, sedangkan pada 2012 sudah lebih dari 12 persen sampah plastik dari 10.000 meter kubik, dan trennya naik. Ini karena belum ada kesadaran bahwa sampah plastik adalah bom waktu,” tuturnya.


Dia mencontohkan keberhasilan China dalam menekan pertumbuhan sampah plastik melalui peraturan yang melarang pemakaian kantong plastik selama empat tahun terakhir. Dari pelarangan itu China disebutkan mampu menghemat sekitar 4,8 juta barel minyak yang digunakan untuk produksi kantong plastik.


“Hanya dibawah 10 persen sampah plastik itu bisa didaur ulang, sisanya masuk ke TPA (tempat pembuangan akhir), sungai, laut dan membunuh jutaan hewan, juga membunuh mangrove di pantai timur Surabaya. Sedangkan kalau di TPA butuh ratusan tahun untuk sampah plastik bisa terurai,” papar Wawan.

Bahaya sampah plastik tidak hanya dapat menimbulkan sampah yang sulit terurai, melainkan juga dapat merusak ekosistem lingkungan serta mengganggu perkembangan makhluk hidup didalamnya.


Dipilihnya mall atau pusat perbelanjaan modern sebagai salah satu sasaran sosialisasi diet tas kresek atau kantong plastik, didasari data yang menyebutkan mall sebagai salah satu penyumbang sampah plastik terbesar, karena setiap konsumen yang berbelanja selalu diberikan kantong plastik untuk wadah barang belanjaan.


“Sehari dalam sebulan, atau beberapa hari dalam setahun kan lumayan, karena kalau hitungan kita satu orang menghasilkan 2 kantong plastik sehari, kemudian 3 juta orang di Surabaya tidak menghasilkan kantong plastik, kan berarti ada 6 juta kantong lastik yang tidak kita buang,” lanjutnya.


Wawan berharap ada hari-hari khusus yang ditetapkan sebagai hari tanpa tas kresek atau kantong plastik, sehingga dapat memeberikan dampak yang lebih positif bagi lingkungan.


“Kami ingin dan berharap sebenarnya ada pendekatan dengan Pemerintah Kota, dimana Pemerintah Kota kemudian membuat aturan. Selama ini kan memang sudah ada surat edaran dari Walikota Surabaya di mall-mall di seluruh Surabaya untuk membatasi pemakaian kantong plastik. Kami berharap mungkin ada kejutan baru, misalnya membuat hari tanpa kantong plastik di Surabaya,” ujar aktivis yang biasa dipanggil Wawan Some.


Hermawan mendesak perlunya kebijakan pemerintah kota, yang sungguh-sungguh mampu mempengaruhi kebiasaan pengunaan kantong plastik warganya secara berlebihan menjadi lebih hemat.


“Kalau saya tidak selalu pakai plastik sih, kadang juga pakai tas-tas kain yang bisa dipakai berulang kali. Tapi seringkali kalau misalnya belanja, bungkusnya pasti pakai plastik, bergitu juga kalau beli makanan bungkusnya juga dari plastik,” ujar Krista.


Pemakaian tas kresek menurut aktivis Komunitas Nol Sampah, Hermawan Some, diprediksi masih terus meningkat seiring kemajuan dan perkembangan suatu masyarakat dengan budaya instan. Pemakaian tas kresek atau kantong plastik di Indonesia, khususnya di Surabaya tergolong masih cukup tinggi yang diprediksi mencapai 2,1 milyar kantong plastik atau tas kresek, yang dihasilkan dari sekitar 3 juta penduduk Surabaya selama satu tahun.


“Kami mengajak masyarakat minimal mau mengurangi penggunaan tas kresek, baik saat berbelanja maupun membawa barang-barang pribadi. Kami menyiapkan tas kain yang bisa dipakai berulang kali, untuk ditukar dengan kantong plastik yang dibawa pengunjung,” lanjutnya.


Masyarakat Surabaya serta kota-kota besar lainnya ternyata masih sangat tergantung dengan keberadaan kantong plastik atau tas kresek, selain juga disebabkan belum banyaknya pusat-pusat perbelanjaan yang menyediakan tas kain untuk pembeli atau konsumen. Diutarakan oleh Krista, salah seorang warga Surabaya, meski dirinya memahami dampak negatif pemakaian tas kresek atau kantong plastik, dirinya selalu mendapatkan kantong pastik setiap berbelanja di mall maupu pasar tradisional.


“Melalui Monster itu kami ingin mengajak masyarakat menyadari bahwa untuk satu orang rata-rata menggunakan 700 kantong plastik dalam setahun. Coba dikalikan dengan jumlah penduduk di Surabaya saja, berapa banyak sampah plastik yang dihasilkan. itu monster yang ingin kami tunjukkan kepada masyarakat,” terang Hanny, ditemui di Royal Plaza Surabaya, Kamis (3/7) sore bersama sekitar 10 aktivis lainnya.


Kegiatan yang dinamai juga sebagai “rampok” tas kresek ini diharapkan terus menjadi pengingat dan menyadarkan masyarakat akan bahaya penggunaan kantong plastik dalam kehidupan.


Aksi ini dilakukan oleh aktivis dari Komunitas Nol Sampah, untuk memperingati Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia setiap 3 Juli. Aktivis Komunitas Nol Sampah, Hanny Ismail mengatakan, keberadaan monster tas kresek bertujuan untuk menarik perhatian para pengunjung mall sehingga dapat dicapai target memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya mengurangi pemakaian kantong plastik atau tas kresek.


Pengunjung salah satu mall di Surabaya dibuat kaget dengan keberadaan monster tas kresek, yang menghampiri dan meminta kantong plastik atau tas kresek yang digunakan pengunjung untuk membawa barang belanjaannya. Monster itu kemudian memberikan brosur serta memberi himbauan agar para pengunjung mau mengurangi pemakaian tas kresek seminim mungkin dalam kehidupan sehari-hari.

Belanja, Ganti Kantong Plastik dengan 6 Tas Serbaguna Ini | spunbond murah jakarta

Tas jenis ini juga semakin banyak penggemarnya. Warna dan motifnya bermacam-macam, juga ukurannya. Bila sudah bosan, kita bisa mengurai rajutannya dan menggunakan materialnya untuk membuat sesuatu yang lain.


Sudah banyak digunakan di berbagai toko dan pusat perbelanjaan sejak lama. Kekuatannya memang jauh lebih rendah dibanding tas rami atau denim. Tapi untuk menekan penggunaan kantong plastik, bolehlah menggunakan tas kertas yang lebih ramah lingkungan ini.


Eceng gondok sering dianggap sebagai pengganggu buat mereka yang senang beraktivitas di kolam atau empang, seperti memancing atau bersampan. Padahal tanaman air ini bisa dikonsumsi dan gizinya tinggi. Selain itu, eceng gondok juga bisa dibuat tas-tas modis dengan aneka bentuk dan dibubuhkan warna-warna dan motif menarik.


Tas rami kini membanjiri pasar menyusul kesadaran masyarakat akan bahaya kantong plastik. Proses pembuatannya tidak mahal dan bisa diproduksi dalam jumlah ebsar sehingga harganya pun terjangkau.

Lebih tebal dari kantong plastik dan bisa digunakan lebih lama. Warna dan ukurannya pun beragam, tinggal disesuaikan dengan selera dan kebutuhan. Sekarang ini, tas kanvas sangat mudah ditemukan di berbagai tempat.


Tas ini mudah didapat dan ukurannya pun beragam. Tas denim kuat, mudah dibawa, dan juga bisa didaur ulang. Tas ini juga bisa dibuat dari celana atau jaket jins yang sudah tidak terpakai.


Tas-tas yang berukuran cukup besar tidak hanya bisa digunakan untuk bersantai, berolahraga, berjalan-jalan, tapi juga berbelanja sehingga tak perlu lagi menggunakan kantong plastik.

Manfaatkan Limbah Sawit, Pertamina Dorong Ekonomi Kreatif di Aceh | spunbond murah jakarta

"Produk-produk kami juga di pajang di galery Ajang Ambe. Show room yang menampung lebih dari 40 mitra UMKM di wilayah Aceh Tamiang," pungkas Jana.


Menurutnya, hampir semua bagian dari kelapa sawit yang selama ini dibuang menjadi bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi.


Efika Jana, Ketua Kelompok Karya Muda mengatakan sejak 2013, bantuan dari Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina EP kini ibu rumah tangga di wilayah Kampung Paya Bedi Kecamatan Rantau dapat mengisi waktu kosongnya dan mendapatkan penghasilan.


Sementara itu, produk anyaman mitra binaan PEP Field Rantau ini beragam bentuk dan ukuran, seperti tas jinjing, tas laptop, kotak tisu, hingga sapu lidi. Sedangkan harga produk berkisar Rp 20.000 sampai Rp. 200.000.


"Selama sebulan mereka bisa mengantongi pendapatan hingga Rp 3 juta," tambahnya.



Sebagian dari mereka jadi pengumpul dan kemudian dibeli koperasi. Sebagian yang lainnya menjadi penenun, pembuat pola dan menganyam. Upah kerja mereka setelah dikurangi bahan baku rata-rata Rp 30.000 per produk.


Selain limbah kelapa sawit, lanjut Ricard, kelompok ibu rumah tangga berjumlah 24 orang ini juga mencari bahan baku lain seperti lalang, eceng gondok, serat gedebong pisang, daun serai untuk mengembangkan produk anyamannya.


"Pertamina mendanai penyediaan mesin tenun, bahan baku seperti kain, benang, serta memberi pendampingan bekerjasama dengan mitra agar usahanya kokoh dan berkelanjutan," jelasnya.


Selama empat tahun dalam pembinaan, Karya Muda sudah mendapat bantuan sebesar Rp 700 juta.


Field Manager PEP Rantau, Richard Muthalib menjelaskan, untuk meningkatkan kemampuan mitra binaan, Pertamina telah menunjuk LP2K untuk mendampingi kelompok pengrajin dengan memberikan pelatihan dan pendampingan dalam rangka penguatan kelompok, pemasaran, permodalan.


Selain membentuk kelompok kerajinan, anggota juga didorong untuk memiliki sumber ekonomi baru dan berkelanjutan dengan badan usaha berbentuk koperasi.


Pembentukan kelompok kerajinan tersebut dilakukan untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat melalui produk-produk kerajinan tangan yang dibuat menggunakan limbah kelapa sawit seperti pelepah pohon kelapa sawit.


Per­tamina EP Field Rantau membentuk Kelompok Pengrajin Anyaman Karya Muda di Kampung Paya Bedi Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang sejak tahun 2013.


Kelapa sawit selain dikenal sebagai salah satu bahan baku utama minyak goreng, akan tetapi juga menyimpan potensi ekonomi lain yakni produk kerajinan tangan.





 
 
 

Comments


Goodybag BSD

Also Featured In

    Like what you read? Donate now and help me provide fresh news and analysis for my readers   

Donate with PayPal

© 2023 by "This Just In". Proudly created with Wix.com

bottom of page