Begini Cara Menyulap Sampah Plastik Menjadi Tas Cantik
- ratna tia
- Dec 8, 2017
- 4 min read
Merubah sampah plastik menjadi aksesoris cantik | spunbond bags

Ia berharap dengan cara seperti ini, dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan limbah plastik.
"Tas ini yang besarnya bisa menampung beban seberat 5 kg, dan cocok dibawa ke pasar," ungkapnya.
Hasilnya kemudian Hany menunjukkan aneka tas berbagai ukuran dan warna yang menarik.
Di tahap akhir Hani menjelaskan pemasangan tali pengangan tas, pemberian merek beserta packaging.
Setelah itu Hani menjelaskan tahap selanjutnya yaitu memasang lapisan kain dalam tas beserta resleting.
"Lalu Menjemur plastik yang sudah di cuci, meelipat plastik satu persatu, dan menganyam lipatan plastik tersebut," jelasnya.
Lalu menurut Hany dilakukan pembersihan pada plastik tersebut.
Menurut Hany langkah pertama yaitu mengumpulkan sampah plastik. Sampah plastik tersebut bisa didapatkan dari tukang makanan dan kelompok masyarakat lainnya.
"Kita memerlukan bungkus detergen, pewangi dan makanan yang utuh," ujarnya kepada tribun-medan.com, Rabu (9/8/2017).
Untuk merubah sampah plastik menjadi aksesoris cantik ternyata mudah. Mahasiswa Fakultas Hukum USU, Hani Rahayu memberikan langkah-langkahnya.
> Tas Tenun Maumere Siap Melenggang di Panggung Fesyen Internasional | spunbond bags
Warnatasku juga mengajak beberapa desainer dalam tour ini yaitu Handy Hartono, Kunce Mandua Pessy dan Dana Duryatna untuk mendukung tata busana pada pagelaran fashion.
“Kami berharap tur ini membuka jalan agar warisan budaya dan kerajinan tangan di Indonesia bisa menembus pasar Internasional. Mendapat pandangan dan respon yang positif dari industri fashion di benua Eropa,” harapnya.
Mengusung tema Tema Treasure of Maumere, Europe Tour 2017 ini akan menampilkan koleksi terbaru Warnatasku dengan menggunakan bahan utama kain tradisional Maumere. Perjalanan akan dimulai pada tanggal 27 Agustus sampai dengan 27 September 2017. Setelah sukses melakukan perjalanan (tour) sejak bulan April 2017 lalu, lini tas ini siap mengikuti pameran di Berlin, Jerman lalu diikuti dengan rencana perjalanan ke 4 (empat) kota di 4 (empat) negara yaitu Moscow – Hamburg – Vienna – Milan. Dua aktivitas yang diikuti di kota-kota tersebut adalah pagelaran fashion dan pameran.
Dengan teknik pewarnaan alam dan desain yang unik, Warnatasku yakin bisa menembus pasar Internasional dengan 48 koleksi tas etnik tradisional yang dikombinasikan dengan kulit sapi sehingga tampak unik dan fashionable.
“Untuk mendapatkan warna pink, mereka menggunakan akar mengkudu. Sementara, warna merah cukup menambahkan akar mengkudu dengan kapur sirih. Lalu, warna oranye diambil dari kunyit dan dicampur kapur sirih, warna biru diambil dari rendaman daun nila,” Ervina menuturkan.
Tas dari tenun Maumere ini juga menggunakan teknik pewarnaan alam, tak heran jika proses pembuatannya pun bisa memakan waktu berbulan-bulan. Setiap pengrajin di NTT menggunakan beragam tanaman tradisional yang diolah hingga menghasilkan warna-warna yang indah.
“Di balik keindahan kain tenun Maumere ini tersirat doa, cinta dan harapan dari setiap mama-mama (sebutan pengrajin tenun di NTT) yang membuatnya. Mereka berharap kain yang dibuat tersebut bisa diwariskan ke anak-anaknya dan memiliki kualitas hidup yang baik dan kesuburan sebuah keluarga,” kata Ervina dalam jumpa media “Warnatasku Europe Tour 2017” di Bekasi, Minggu (20/8).
Bukanlah proses yang mudah untuk menjadikan kain tradisional Tenun Maumere didesain menjadi sebuah tas yang fashionable. Ervina dan Yudha terjun langsung ke NTT untuk mengenal keunikan dari kain tersebut hingga proses pembuatannya. Didasari atas kecintaan desainer dan pemilik Warnatasku, Ervina akan kain tradisional Indonesia sehingga dia terinspirasi untuk menterjemahkan keindahan kain tradisional tersebut dalam bentuk tas. Bersama sang suami, Yudha Pratomo mewujudkan Warnatasku sebagai brand tas fashion Indonesia yang mampu menembus pasar fashion Internasional.
Kekayaan kain tradisional Indonesia memang selalu menarik untuk dieksplor. Seperti kain tenun Maumere dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berhasil mencuri perhatian brand fesyen tas lokal, Warnatasku.
Unik, Sepatu dan Tas Ramah Lingkungan Ini Terbuat dari Karung Goni | spunbond bags
Rumah Karung Goni dapat memproduksi 100-400 buah tas sesuai dengan permintaan konsumen setiap bulannya. Bukan hanya tas, Anda juga bisa memesan sepatu dari bahan kain goni sesuai dengan model dan ukuran yang diinginkan. Produk dari Rumah Karung Goni ini dijual dengan kisaran harga Rp 35.000 – Rp 275.000.
Masing-masing produk memiliki waktu pembuatan yang berbeda, tergantung dari tingkat kesulitan dari produk itu sendiri. Seperti misalnya sepatu, lama pembuatan untuk memproduksi 50 pasang sepatu biasanya selama tiga minggu. Sedangkan untuk sebuah tas, pengerjaan paling cepatnya adalah dalam waktu satu hari.
"Untuk tingkat ketahanan sih tergantung si pemakainya ya. Karena kalau kain goni itu kalau kena air misalnya kita nggak langsung ngeringin itu akan cepet lapuk. Kalau misanya basah, langsung cepet dikeringin aja," jelas Fahri.
Meskipun memiliki tingkat ketahanan yang cukup baik, ada satu hal yang harus diperhatikan dari bahan kain karung goni ini, yaitu air. Karena jika terlalu sering dan lama terkena air, maka bahannya akan cepat lapuk.
Selain ramah lingkungan, yang unik dari produk berbahan dasar kain karung goni ini adalah dari tingkat ketahanannya. Seperti yang kita ketahui bahwa karung goni biasa digunakan untuk menampung barang-barang yang berat, maka tidak perlu diragukan lagi tingkat ketahannya.
"Kita jual secara offline dan online, tapi lebih banyak dari online, pengirimannya udah hampir ke seuruh wilayah Indonesia. Dari ujung ke ujung, Aceh sampai Papua kita udah pernah ngirim. Tapi lebih banyak customer dari Jakarta dan Surabaya sih," tambah Fahri.
Produk yang dihasilkan dari Rumah Karung Goni ini di antaranya sepatu, tas, pouch, tas laptop, topi, serta dompet. Aksesoris hasil olahan dari kain karung goni ini dijual secara online via website dan Instagram serta offline.
Fahri mengatakan bahwa alasannya memilih karung goni sebagai bahan dasar pembuatan produknya karena pada 2014 sedang gencar-gencarnya gerakan Go Green. Ia berpikir, dibandingkan menggunakan pastik yang tidak ramah lingkungan, lebih baik menggunakan bahan karung goni.
"Usaha ini dimulai sejak pertengahan tahun 2014. Awalnya kita dapat tawaran menjual bahan, ya udah jadi kita jual bahan. Lambat laun baru ada custom order, custom order yang pertama ke kita itu buat pouch. Dan ternyata customer puas sama hasilnya, jadi mulai saat itu kita buka custom order sampai sekarang," ujar Fahri, pemilik Rumah Karung Goni saat ditemui di outlet Rumah Karung Goni, Jalan Gagak No 8, Sukaluyu, Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Selasa 919/9/2017).
Karung Goni House atau yang biasa dikenal dengan Rumah Karung Goni merupakan tempat yang menjual beraneka macam aksesori berbahan dasar karung goni. Teretak di Jalan Gagak No 8, Sukaluyu, Cibeunying Kaler, Kota Bandung, rumah karung goni berdiri sejak 2014.
Karung goni ternyata tidak hanya bisa digunakan sebagai pembungkus padi. Bahan dasar karung goni tenyata bisa disulap menjadi aksesori nan unik.
Comments