top of page

Pebisnis Mesir Lirik Produk Kerajinan Yogyakarta

  • Writer: ratna tia
    ratna tia
  • Nov 24, 2017
  • 3 min read

Perajin memproduksi kerajinan kuda goyang berbahan rotan | harga spunbond bag


Sentra industri UKM lainnya yang dikunjungi yakni Balai Kerajinan YL Production yang merupakan sentra industri kerajinan berbahan dasar eceng gondok. Balai ini, pernah memberikan pelatihan kepada para pengrajin Mesir tentang pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan dasar kerajinan.


Pasalnya, di Mesir, eceng gondok banyak ditemukan di sungai Nil dan selama ini belum dimanfaatkan dengan baik.


Salah satu pengusaha Mesir, lanjut Agung, telah menyampaikan minatnya terhadap produk Woodeco. Di akhir kunjungan, dirinya dan pengusaha tersebut telah menandatangani letter of intent untuk pemesanan produk Woodeco yaitu produk dekorasi dinding berbahan kayu.


Andrea, pemilik Natural House berharap dapat mempromosikan dan memperluas pemasaran produknya ke negara-negara Timur Tengah, terutama Mesir melalui pameran Indonesian Booth. Selama ini, 90% produksnya di ekspor ke negara-negara Eropa dan Amerika.


"Tim mendapatkan penjelasan dari pimpinan perusahaan tentang produk masing-masing dan pemasarannya, yang umumnya masih menyasar pasar tradisional di Eropa, Amerika Serikat, dan Australia,” katanya seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri, Rabu (3/5/2017).


Tim tersebut, sambungnya, juga melihat langsung berbagai produk yang dihasilkan di workshop masing-masing perusahaan. Agung, pemilik perusahaan UKM Woodeco, mengapresiasi kunjungan delegasi pengusaha Mesir dan berharap produk--yang merupakan pemanfaatan dari limbah kayu--dapat diminati dan dapat dipasarkan ke Mesir.


Tim pengusaha Mesir melirik produk kerajinan asal Yogyakarta saat mengunjungi sentra industri kerajian.

Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Disperindag Yogyakarta, Rahayu Sri Lestari mengatakan tim mengunjungi PT Hasta Mandiri Karya, CV Woodeco, PT Timboel, YL Handicraft, Natural House, CV Tashinda Putraprima dan APIKRI.

Di Tangan Siti, Eceng Gondok Bisa Menjadi Tas Trendy | harga spunbond bag


Tak hanya tas, eceng gondok juga dibikin sajadah, pot bunga, tempat tisu, dompet dan produk lainnya.

Situ bersama suaminya, juga membuat kursi dan meja yang elegan dari eceng gondok. Untuk satu set kursi dan meja, dia berhasil menjualnya Rp 2,5 juta. “Kalau tas, mulai harga Rp 35 ribu sampai Rp 350 ribu,”katanya.


Sejak 2012, dia membuat aneka tas trendy dari bahan tersebut. Ratusan produk pun telah dipasarkan, meski baru sebatas dari mulut ke mulut.


“Pemesannya, ada yang dari Kaltim, Kalteng dan Kalsel sendiri.


Harga, tergantung ukuran, model dan tingkat kesulitan membuatnya,”jelas Siti, ditemui di rumahnya, Minggu (3/1/2016).


Adalah Siti Nor Sehat, warga Pantai Hambawang Barat, Kecamatan Labuanamas Selatan, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.


Perempuan yang berprofesi sebagai guru ini memproduksi aneka produk berbahan eceng gondok dan rumput purun.


Bahkan mengganggu transportasi jalur sungai, dan sering membuat mesin perahu atau speedbood mati di tengah jalan.


Namun, kini makin banyak yang bisa membuat tanaman gulma ini menjadi berguna. Bahkan bernilai ekonomis yang menjadi sumber penghasilan tambahan.


Eceng gondok, selama ini dianggap tanaman tak berguna. Selain pertumbuhannya yang pesat membuat sungai tertutup.

UKM Terus Berkembang, Pemkot Surabaya Siapkan Ini untuk Bantu Pasarkan Produk | harga spunbond bag


“Kami harap program yang melibatkan guru ini bisa diterapkan pada anak didik masing-masing agar tidak menambah sampah makanan karena efeknya sangat buruk bagi lingkungan,” ujar Maya Puspita K, Marketing Communication Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya.


Praktik langsung yang dilakukan di lingkungan hotel adalah menanam kembali wortel, daun bawang, serta membuat cangkang telor ayam menjadi pot tanaman.


Sosialisasi kegiatan pemanfaatan limbah rumah tangga ini diharapkan bisa terus mengurangi pembuangan sisa makanan. Workshop tersebut tak hanya untuk masyarakat umum, melainkan juga karyawan hotel.


“Selain wadah untuk memasarkan hasil kreasi UKM, di galeri itu juga diajarkan ilmu manajemen, packaging, dan pemberian merk agar lebih dikenal luas,” bebernya.


Supardi yang sukses memanfaatkan limbah enceng gondok menjadi beragam bentuk keperluan rumah tangga ini menambahkan, di Surabaya ada sedikitnya enam titik galeri yang bisa menampung hasil karya UKM ini, yaitu di Siola, Balai Kota, MERR, Cito Mall, ITC Mall, dan Terminal Bungurasih.


“Ketika sudah punya barang yang siap dijual nggak usah bingung, titipkan saja ke galeri-galeri yang sudah disiapkan Pemkot Surabaya,” tandas Supardi, yang juga pegiat UKM.


Untuk permasalahan ini, Pemkot Surabaya ternyata sudah menyiapkan jalan keluarnya.


Peserta workshop dengan tema Reuse, Reduce, & Recycle itu adalah para guru dan pegiat UKM Surabaya. Namun, pertanyaan yang kemudian muncul di tengah maraknya kegiatan UKM ini adalah pemasaran produk hasil kreativitas tersebut.


Kegiatan dalam rangka World Food Day itu diisi ketrampilan membuat hiasan meja dalam bentuk bunga. Hiasan itu dibuat dari bahan bawang putih yang tinggal bonggol dan batang, serta kulitnya.


Seperti yang mereka lakukan di Ebisu Japanese Restaurant Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya.


Mereka sering hadir memberi bimbingan lewat workshop dan memberi contoh langsung kerajinan dari bahan-bahan limbah dapur maupun sampah rumah tangga.


Pasangan suami istri Wiwit Manfaati dan Supardi aktif memberi motivasi masyarakat agar memanfaatkan ketrampilan yang bisa menghasilkan.



 
 
 

Comments


Goodybag BSD

Also Featured In

    Like what you read? Donate now and help me provide fresh news and analysis for my readers   

Donate with PayPal

© 2023 by "This Just In". Proudly created with Wix.com

bottom of page