Mengubah Sampah Plastik dan Kain Spanduk Reklame Jadi Uang
- ratna tia
- Nov 6, 2017
- 6 min read
Sampah plastik dan spanduk dari reklame dapat diolah menjadi uang | tas spunbond grosir jakarta

"Karena ini plastik jadi untuk daya tahan tergantung pemakaian, sejauh ini bisa bertahan 5 sampai 10 tahun," tuturnya.
Tak hanya dari plastik sisa rumah tangga, XS project juga mendaur ulang spanduk atau baliho di papan reklame. "Untuk spanduk biasa kita buat tas laptop. Kita memiliki manajemen dibagian pemasaran dan juga desainer sendiri," ungkapnya.
Untuk memenuhi kebutuhan pasar, XS project memperkerjakan belasan tukang jahit. Mereka fokus pada penjualan di luar negeri. Menurut Jupri, meski produknya berasal dari sampah, memiliki daya tahan yang cukup lama.
Barang-barang itu yang rencananya akan di daur ulang menjadi tas, kantong loundry dan lain sebagainya. "Kalau Sabtu dan Minggu emang nggak ada produksi, kita biasanya produksi Senin sampai Jumat," tutur Jupri.
detikcom berkesempatan melihat rumah produksi daur ulang sampah milik XS Project. Sepintas rumah itu terlihat tempat tinggal lainnya. Namun jika diperhatikan lebih detail di bagian garasi terdapat tumpukan spanduk dan karung yang berisih sampah plastik.
"Barang-barang ini ada yang dikasih ada juga yang kita beli dari pemulung-pemulung, kalau di lapak-lapak satu kilo sampah plastik dihargai Rp 1.000-1.500, kalau disini dihargai Rp 7.000 sampai dengan Rp 9.000," ujar Jupri salah satu pegawai XS Project, saat didatangi, Minggu (6/7/2014).
Mereka mengolah limbah sampah plastik menjadi item-item berguna dan laku dijual. Nantinya, keuntungan dari penjualan produk akan disumbangkan untuk pendidikan anak-anak para pemulung.
Pemandangan menarik ini terlihat di kantor XS Project, Jl Kaimun Jaya, Cilandak, Jaksel, Minggu (6/7/2014). Yayasan non profit tersebut berdiri sejak tahun 2002 dan fokus pada pengolahan sampah dan limbah. Lebih dari 81 orang dilibatkan sebagai pegawai.
Siapa sangka sampah-sampah plastik dan spanduk dari reklame dapat diolah menjadi uang. Ada yang menjadi tas jinjing wanita, kantong loundry, dan lain sebagainya. Mungkin ini bisa jadi solusi menangani 'limbah' baliho dan spanduk kampanye.
Limbah Detergen Go International | tas spunbond grosir jakarta
Yanti tentu juga harus membayar para penjahit yang diberdayakannya. Tak dimungkiri menjahit kemasan plastik ini, di samping makan waktu, juga lebih rumit ketimbang menjahit kain. Tak heran untuk dompet koin saja hanya bisa diproduksi 20-25 per hari. Sementara tas tote paling banyak lima buah. Tidaklah salah bila harga produk Trashion dengan tagline “From Waste To Style” ini relatif tidak murah.
“Makanya banyak juga orang asing yang datang ke workshop , biasanya buat oleh-oleh,” imbuh Yanti. Dari sekian banyak produk yang dijajakan, payung dan tas model tote bag paling best seller. Tas tote dengan jahitan biasa dibanderol Rp110.000, sementara model anyaman Rp150.000.
Sayang, tanggapan masyarakat tak melulu positif. Mereka beranggapan untuk sekelas limbah, harga yang dipatok tidak sesuai. Padahal, di balik itu ada ide dan kreativitas dibalut kerumitan yang tinggi sehingga bernilai ekspor. “Inilah yang jadi harapan kami agar masyarakat bisa lebih menghargai daur ulang sampah ini dan menggunakannya dalam keseharian,” tutur founder Trashion dengan Facebook Trashion Indonesia dan Instagram Indonesia Trashion ini.Permintaan akan kerajinan ini datang dari berbagai kalangan, baik perorangan maupun perusahaan.
“Biasanya pembeli datang ke workshop di Jalan Masjid Alfalah Pasar Minggu ataupun lewat online ,” kata Yanti. Acap kali hasil kerajinan ini juga ditawarkan lewat bazar. Biasanya Trashion mengikuti bazar yang diadakan kedutaan besar di Jakarta.Mulai dari dompet koin, tempat pensil, tempat tisu, payung, payung taman, tas laptop, tas, hingga koper beroda.
Yanti bahkan membuat model anyaman yang belum pernah ditemui sebelumnya, untuk kerajinan tas yang dibuatnya. Harga yang ditawarkan bervariasi, mulai Rp25.000 hingga ratusan ribu.Kreativitasnya akhirnya membuahkan hasil, tak kurang 80 jenis produk olahan dari limbah plastik ini telah dipasarkan ke berbagai daerah, bahkan diekspor ke Singapura, Filipina, Inggris, dan Australia.“Tapi dari situ saya kurang puas.
Saya coba autodidak ngutak-atik kemasan plastik itu agar desainnya jadi lebih bagus,” kata Yanti saat ditemui di kediamannya di Pasar Minggu, Jakarta Selatan.Yanti makin semangat untuk memberdayakan para ibu di sekitar rumahnya yang bisa menjahit agar perekonomian mereka turut terbantu. Perusahaan multinasional yang mencanangkan program itu pada awalnya juga mulai melirik hasil produk Trashion, sekaligus memberikan pelatihan kepada mereka mengenai pengolahan limbah plastik menjadi berbagai kerajinan.
“Saya lalu muter otak agar sampah ini bisa berguna. Akhirnya saya inisiatif mengubah kemasan tersebut menjadi barang seperti tas. Awalnya, desainnya memang kurang bagus,” kenang wanita yang akrab disapa Yanti ini. Pun begitu, produk yang dihasilkannya tetap menuai sambutan positif.Diawali dengan keikutsertaan warga RW di lingkungannya dalam program Green & Clean yang diselenggarakan perusahaan multinasional produsen barang rumah tangga pada tahun tersebut. Program ini bertujuan melakukan perubahan lingkungan lewat pemilahan sampah. Terkumpullah semua jenis sampah kering, namun hanya sampah jenis kemasan sachet atau pouch yang tidak laku dijual.
Akhirnya sampah itu pun menumpuk.KREATIVITAS tinggi membuat komunitas Trashion berhasil menyulap sampah rumah tangga yang dianggap remeh, menjadi berbagai barang bernilai jual yang laris manis. Permintaan pun tidak hanya dari pasar lokal, melainkan sampai ke mancanegara.Ya, siapa sangka kemasan bekas produk detergen atau pelembut pakaian yang dianggap sampah, di tangan komunitas ini justru diolah menjadi barang bernilai jual yang pemasarannya bahkan telah merambah penjuru dunia. Adalah Herianti Porsi Simarmata, seorang ibu rumah tangga, sang penggagas komunitas Trashion, yang mulai berkutat dengan sampah sejak 2007.
IKEA Blue Bag, Tas Ramah Lingkungan Untuk Beragam Kebutuhan | tas spunbond grosir jakarta
IKEA percaya bahwa melakukan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan merupakan pelaksanaan bisnis yang baik. Hal ini berarti bahwa harga IKEA yang terjangkau bukan lantas mengorbankan masyarakat ataupun lingkungan –harga yang rendah bukan artinya berapapun rendahnya harga. IKEA menggabungkan upaya-upaya ramah lingkungan terhadap kegiatan bisnis sehari-hari dan terus mendukung inisiatif yang memberikan manfaat bagi anak-anak dan lingkungan. Hingga hari ini, terdapat 375 toko IKEA yang tersebar di 47 negara.
Rumah adalah tempat terpenting di dunia. Ruang pribadi dan tempat yang memberikan kenyamanan dimana keluarga dan teman-teman berkumpul, dimana anak-anak belajar dan tumbuh. Tempat dimana semua orang disambut untuk berkumpul setiap hari. IKEA membantu menciptakan kehidupan sehari-hari yang lebih baik di rumah bagi banyak orang. Sejak didirikan pada tahun 1943 di Swedia, IKEA telah menawarkan rangkaian perabot rumah tangga yang didesain dengan baik dan solusi kehidupan yang fungsional dengan harga terjangkau sehingga banyak orang dapat memilikinya.
Keberhasilan program IKEA Blue Bag membuktikan dengan jelas bahwa masyarakat Indonesia memiliki kepedulian terhadap lingkungan, terhadap bumi sebagai tempat tinggal, dan turut bertanggung jawab terhadap lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Langkah tegas untuk menghentikan penjualan tas plastik telah diterima oleh masyarakat Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan rencana Pemerintah Indonesia untuk menerapkan peraturan “tidak memberikan kantong plastik secara gratis”.
"Saat ini sebanyak 100 septik tank telah terpasang di Kelurahan Penjaringan, lebih awal dari jadwal program. Selama periode satu tahun IKEA Alam Sutera beroperasi, kami senang bahwa pelanggan kami menyadari bahwa ini merupakan suatu evolusi dari perubahan gaya hidup, dan kami melakukannya sebagai upaya untuk membantu lingkungan dan masyarakat," Eliza Fazia menyimpulkan.
Inisiatif IKEA bukanlah sekedar untuk menghapus penggunaan tas plastik, namun juga untuk memelihara lingkungan dan masyarakat. IKEA Indonesia menjalankan ‘proyek IKEA Blue Bag’ yang bertujuan untuk meningkatkan sanitasi di Kelurahan Penjaringan dengan membangun 100 septik tank selama periode dua tahun. Pelanggan IKEA berperan dalam program ini dengan membeli IKEA Blue Bag, dimana 100% dari hasil penjualan Blue Bag didonasikan untuk inisiatif tersebut.
Marketing Manager IKEA Indonesia, Eliza Fazia, berkata, “Semoga hal ini dapat membantu para pelanggan dalam memahami pentingnya memelihara sumber daya, dalam rangka mengurangi dampak terhadap lingkungan dari perilaku membuang tas plastik secara tidak bertanggung jawab.”
Dengan visi IKEA untuk menciptakan kehidupan sehari-hari yang lebih baik bagi banyak orang, IKEA mengajak masyarakat untuk mengubah kebiasaannya dalam penggunaan tas plastik dan mendorong kebiasaan baru untuk membawa dan menggunakan tas yang dapat digunakan kembali kemanapun mereka pergi.
IKEA Blue bag tidak hanya mengembalikan kebaikan terhadap masyarakat, akan tetapi banyak manfaat lain yang diberikan oleh IKEA Blue Bag dibalik tampilannya sebagai tas biasa. Selain dapat digunakan berulang kali sebagai tas belanja, pelanggan juga dapat menggunakan Blue Bag untuk beragam kebutuhan, misalnya untuk berbelanja ke pasar, memisahkan cucian pakaian ataupun barang yang tidak terpakai.
Alasnya yang berbentuk datar membuatnya dapat digunakan untuk meletakkan pakaian bersih yang sudah dilipat sebelum ditata di tempatnya. Selain itu, dapat juga digunakan sebagai tas untuk menyimpan apapun dalam keadaan darurat; maupun untuk bercocok tanam; untuk pergi ke pantai atau berenang; dan ide-ide kreatif lainnya.
Saat toko IKEA pertama kali dibuka bagi pasar Indonesia pada Oktober 2014, IKEA Indonesia membuat keputusan penting dengan tidak memberikan tas plastik secara gratis kepada para pelanggannya.
Menjaga kehidupan masyarakat dan kelestarian lingkungan bukanlah hal yang baru bagi IKEA, namun merupakan prinsip dasar IKEA dalam menjalankan bisnisnya selama puluhan tahun dengan dampak seminim mungkin terhadap lingkungan.
IKEA Indonesia merupakan peritel pertama di Indonesia yang tidak memberikan kantong plastik secara gratis. Inisiatif berbasis lingkungan ini telah diterapkan IKEA secara global sejak tahun 2008.
IKEA Blue Bag, 100% terbuat dari bahan polypropylene, ringan, mudah untuk dibersihkan, ringkas untuk disimpan dan dapat digunakan berulang untuk beragam kebutuhan, yang merupakan bagian dari pendekatan IKEA Global Sustainability.
IKEA membantu kehidupan masyarakat dan kelestarian lingkungan dengan memberikan solusi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik melalui tas belanja yang sangat unik, yang dikenal dengan nama ‘IKEA Blue Bag’.
Comentarios