top of page

Ritel Nakal Tak Menerapkan Kantong Plastik Berbayar, Diusulkan Dicabut Izinnya

  • Writer: ratna tia
    ratna tia
  • Oct 31, 2017
  • 4 min read

Mengkampanyekan diet plastik kresek untuk penyelamatan lingkungan | tas spunbond



Hikmat juga mengimbau agar para pengusaha ritel menyiapkan kantong yang bisa segera langsung terurai, yang terbuat dari pati singkong. Manfaatnya, kantong plastik jenis ini bisa hancur dalam waktu kurang dari satu tahun sehingga dapat dikatakan ramah lingkungan.


Hal ini untuk para konsumen yang belum terbiasa membawa kantong plastik sendiri. Karena menurutnya masih sulit menghilangkan kebiasaan tersebut.

“Plastik itu jadi tanggung jawab semua dan harus dimulai dari diri kita sendiri untuk mengubah perilaku," tandasnya.


Kepala BPLHD Kota Bandung, Hikmat, mengatakan, beberapa ritel dan supermarket yang ikut mendukung antara lain Hypermart, Indomaret, Yomart, Giant, Yogya dan Griya. Selain itu ada lima pasar tradisional di bawah PD Pasar Bermartabat juga ikut bergabung. "Tinggal merembet ke pasar lainnya," ucap Hikmat.


Komitmen untuk memberikan penghargaan kepada konsumen yang tidak memakai kantong plastik saat belanja akan disetarakan. Poin-poin yang telah dikumpulkan bisa ditukarkan di 14 supermarket dan ritel yang bekerjasama dengan Pemkot Bandung. "Hanya dengan dukungan toko-toko atau ritel inilah budaya belanya yang biasanya boros kantong plastik bisa dikurangi penggunaannya.”


Jika para konsumen membawa kantong belanjaan sendiri, kata pria yang akrab disapa Emil ini, pengusaha ritel dan supermarket akan memberikan poin yang bisa ditukarkan dengan hadiah-hadiah menarik. "Siapa yang tidak minta kantong plastik diberi poin juga. Poinya setelah terkumpul bisa ditukar barang-barang," ujarnya.


"Sudah ada 14 toko-toko dan ritel yang menyatakan komitmennya untuk mengampanyekan kepada para konsumen membawa tas belanja sendiri," ujar Ridwan.


Salah satu langkah pengurangan sampah plastik yang akan dilakukan oleh Pemkot Bandung adalah dengan menggandeng pengusaha-pengusaha supermarket dan ritel. Mereka diwajibkan untuk mengampanyekan pengurangan kantong plastik belanjaan kepada para konsumennya.


Walikota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, Bandung merupakan kota pertama yang mempunyai aturan daerah untuk mengurangi sampah plastik. “Kami sedang memperbanyak konsep pengurangan plastik ini kemana-mana," Ridwan Kamil, Jumat, 28 Agustus 2015.


Pemerintah Kota Bandung akan menerapkan kebijakan yang mendukung lingkungan hidup. Salah satunya dengan melaksanakan Peraturan Daerah (Perda) nomor 17 tahun 2012 tentang Program Pengurangan Sampah Plastik. Perda tersebut sempat mati suri selama hamper tiga tahun.


Penggunaan Plastik Belanja di Tembalang Turun 80% | tas spunbond


Sesuai dengan surat edaran dari kementerian, harga kantong plastik yang ditetapkan adalah Rp200. “Dari harga tersebut, nantinya ada dana yang kita berikan ke pemerintah. Mungkin akan digunakan untuk penyuluhan tentang sampah maupun kegiatan sosial lain,” ujar Luki.


Meskipun demikian, ritel-ritel kecil seperti toko roti dan warung makan mengaku belum mendapatkan surat edaran dari pemerintah. Oleh karena itu, ritel tersebut masih mengedarkan plastik secara gratis. “Kami belum mendapatkan surat edaran maupun himbauan dari pemerintah,” kata Nani, penanggung jawab salah satu toko.


Tadinya penjualan tas belanja hanya satu atau dua, tapi sekarang mencapai 150 tas belanja per hari.Masyarakat juga mulai sadar untuk membawa kantong atau tas belanja sendiri,” papar Luki.


Kebijakan tersebut ternyata berpengaruh terhadap antusiasme masyarakat Semarang dalam mengurangi penggunaan kantong plastik saat berbelanja. Luki Wulandari, Kepala Kasir Superindo mengaku sebelumnya ada sekitar 1500 kantong plastik yang beredar setiap hari. Namun, jumlah tersebut menurun hingga menjadi 300 kantong plastik. Tak hanya demikian, penjualan tas belanja ramah lingkungan oleh ritel pun melonjak.


Setelah dikeluarkannya surat edaran dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.S.1230/PSLB3-PS/2016 tentang Harga dan Mekanisme Penerapan Kantong Plastik Berbayar, program tersebut mulai diterapkan di berbagai ritel seperti Superindo, Alfamart, Indomaret, Hypermart, dan ADA Swalayan.


Baru 2 Tahun, Penjualan Plastik Ecoplas Menjanjikan | tas spunbond


Baru dalam dua tahun ini kita mulai pemasaran (ecoplas). Dan, hasilnya cukup menggembirakan,” sebut Sugianto Tandio, Presiden Direktur PT Tirta Marta, di sela-sela ajang Ernst&Young Entrepreneur of The Year Awards 2012, di Jakarta, akhir pekan lalu. Penggunaan kantong plastik yang ramah lingkungan kini gencar dilakukan oleh sejumlah perusahaan ritel modern. Kondisi ini pun menguntungkan bisnis perusahaan yang memproduksi produk tersebut. Salah satunya adalah produk kantong plastik dari tepung singkong, ecoplas, yang dibuat oleh PT Tirta Marta.

Menurut dia, pembuatan produk kantong plastik dengan bahan baku tumbuh-tumbuhan bukan hal yang baru.


Pembuatan dengan bahan alami ini sudah berlangsung di Amerika Serikat maupun Eropa. Hanya pembuatan plastik di negara-negara itu menggunakan tanaman jagung. Sementara, produk kantong plastik ecoplas dibuat dari singkong. “Nah, kita yang pertama kembangkan dari singkong. Karena kita daerah tropis, lebih banyak singkong dari jagung,” tambah Sugianto yang baru saja memenangkan penghargaan dalam hal inovasi dari Ernst&Young. Lantas, seperti apa kondisi awal hingga kini dari bisnis plastik ecoplas ini. Berikut petikan wawancara dengan pria yang pernah menjalankan studinya di Amerika Serikat ini.


Setahun itu kurang lebih ada 10.000 ton. Itu masih kecil banget. Penjualan, ada ekspor sama penjualan dalam negeri. Porsinya mungkin 50-50. Ekspor ke Amerika Serikat, Vietnam, Kolombia, dan China. Dari 10.000 ton, pemakaian singkong kurang lebih 60 persennya. Risetnya lama ya, kita penelitian sudah 10 tahun. Baru dalam 2 tahun ini kita mulai pemasaran. Dan cukup menggembirakan. Kita kan ada dua teknologi, satu lebih mahal, satu lebih murah. Cost-nya banyak sekali. Singkong itu lebih mahal dan merakyat. Bukan cuma ada dampak lingkungannya, tetapi juga ada dampak sosialnya. Singkong itu gampang ditanam, di mana-mana bisa. Sementara dari jagung itu harganya sangat mahal. Kita (singkong) harganya sangat reasonable. Jadi, kita cari sumber yang paling economical.

Tanggapan luar negeri bagus, dalam negeri pun bagus. Dua tahun ini, pemasaran cukup bisa diterima. Dua tahun lalu ketika kita mulai ke pasar modern seperti Indomart, Alfa, Hero, itu dalam satu tahun sudah 90 persen pakai. Jadi, itu suatu prestasi Indonesia. Karena kalau di negara lain, nggak ada tuh pasar modern-nya yang sudah pakai plastik ramah lingkungan begitu besar. Dua tahun ini ke pasar modern, tapi ini juga sudah mulai masuk ke pasar tradisional. Tanggapan luar negeri bagus, dalam negeri pun bagus. Dua tahun ini, pemasaran cukup bisa diterima. Dua tahun lalu ketika kita mulai ke pasar modern seperti Indomart, Alfa, Hero, itu dalam satu tahun sudah 90 persen pakai. Jadi, itu suatu prestasi Indonesia. Karena kalau di negara lain, nggak ada tuh pasar modern-nya yang sudah pakai plastik ramah lingkungan begitu besar. Dua tahun ini ke pasar modern, tapi ini juga sudah mulai masuk ke pasar tradisional.

Ecoplas yang dari singkong itu memang sekitar 20-50 persen lebih mahal. Tapi kalau produk plastik dari jagung yang di luar negeri itu 300-400 persen lebih mahal. Ke depan, pasti bisa turun dengan pengembangan teknologi. Segala inovasi itu memang ada critical mass, yakni semakin banyak kita produksi pasti harganya semakin menarik. Baru dua tahun pemasaran, kita sudah mencapai 30-40 persen. itu dari nol. Growth-nya cukup besar ya. Dan ini istilahnya masih baru memperkenalkan, jadi masih banyak area yang belum kita sentuh.


 
 
 

Comments


Goodybag BSD

Also Featured In

    Like what you read? Donate now and help me provide fresh news and analysis for my readers   

Donate with PayPal

© 2023 by "This Just In". Proudly created with Wix.com

bottom of page