Artis-artis Ini Kampanyekan "Diet Kantong Plastik"
- ratna tia
- Oct 17, 2017
- 4 min read
Reza Rahardian, Sigi Wimala, Nadine Chandrawinata, dan Prisia Nasution artis kampanye "Diet Kantong Plastik | tas promosi

"Permasalahan utama bukan cuma di kota besar. Tapi juga ke daerah karena hulunya di sana. Gara-gara di Bogor orang Jakarta kena dampak banjir," papar wanita yang sejak 3 tahun lalu telah mengajar anak-anak sekitar sungai di daerah dekat Sukabumi, Jawa Barat.
Sementara Prisia Nasution berharap kampanye diet plastik ini tidak hanya di kota-kota besar. Di daerah-daerah pun kampanye positif ini harus terus dikampanyekan supaya sampah plastik tidak membanjiri sungai-sungai atau lautan Nusantara.
"Saya terbiasa menggunakan shopping bag yang bisa dipakai berkali-kali. Biasanya saya selalu bawa di mobil," katanya.
Hal senada juga dikatakan Sigi Wimala. Untuk mengurangi penggunaan plastik, wanita 31 tahun selalu membawa kantong yang bisa digunakannya berkali-kali. Jadi setiap kali berbelanja dimana pun, dia tak perlu menggunakan plastik sebagai wadah pembungkus.
"Saya kan orang lapangan, pas di daerah pun banyak sampah. Pas di permukaan laut banyak sampah, sempat saya pungutin," terangnya.
Kesukaannya melakukan olahraga diving sempat membuat dia muak ketika menemukan sampah plastik di dalam lautan.
"Tujuannya positif karena bicara tentang lingkungan. Alam gak punya mulut yang punya mulut kita," ungkap Nadine Chandrawinata memulai diskusi, dalam acara Kiehl's, Kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (25/9).
Sadar betul akan bahaya plastik, sejumlah artis seperti Reza Rahardian, Sigi Wimala, Nadine Chandrawinata, dan Prisia Nasution ikut mengkampanyekan penggunaan plastik seminim mungkin.
Penggunaan plastik sebenarnya sangat membahayakan lingkungan atau alam. Sebab plastik sulit sekali dihancurkan oleh alam hingga membutuhkan waktu sampai ratusan, bahkan ribuan tahun lamanya.
PENGGUNAAN kantong plastik sekarang ini memang tak bisa terhindarkan. Mulai dari makanan ringan sampai makanan berat seolah tak luput dari penggunaan plastik. Belum lagi produk lainnya.
DKP Medan Kampanyekan Diet Kantong Plastik | tas promosi
Menjadi relawan dalam acara Diet Kantong Plastik minimal menyadarkan diri sendiri untuk mengurangi penggunaan sampah plastik.
Masih sangat sedikit yang menyadari bahwa penggunaan kantong plastik sangat membahayakan kita dan generasi kita selanjutnya. Untuk itu, kehadiran kampanye dari generasi muda mahasiswa ILKOM FISIP USU dan Tim DKP Medan ingin lebih memberikan edukasi-edukasi penting tentang masalah kantong plastik.
Beberapa tempat di Indonesia, khususnya Medan, telah memberlakukan kantong plastik berbayar. Pengguna kantong plastik akan dikenakan denda seharga Rp.200. Namun, hal tersebut belum secara luas di berlakukan di Indonesia.
Menuju hari eksekusi Diet Kantong Plastik, DKP membuat kompetisi meme di Media Instagram (11 s/d 17 Maret 2016). Selain berkampanye tentang dampak buruk penggunaan kantong plastik, terdapat juga acara lain seperti berkeliling dengan berjalan kaki dengan membawa spanduk serta teatrikal, musikalisasi puisi, senam bersama, Flash Mob, pembagian goodie bag serta pemberian hadiah untuk 3 orang pemenang Kompetisi Meme.
Kampanye Diet Kantong Plastik juga memiliki konsep yang sangat merakyat dengan melibatkan masyarakat yang berada di sekitaran aksi Diet Kantong Plastik untuk ikut dalam berorasi.
Dalam kampanye yang dilaksanakan pada 20 Maret 2016 di Lapangan Merdeka Medan pukul 06:00 s/d 09:00 WIB, DKP bersama relawan lainnya juga berkampanye agar masyarakat beralih dari kantor plastik ke goodie bag.
Angka-angka tersebut sangat menyeramkan. Bisa kita bayangkan betapa hancurnya dunia ini akibat keberadaan kantong plastik. Generasi selanjutnya akan sangat miris untuk menikmati dunia kita ini.
Saat ini hanya terdapat satu Persen kantong plastik yang dapat di daur ulang. Sisanya akan menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir atau dibuang ke laut. Bayangkan, 300 Ton kantong plastik pertahun dengan penggunaan 10 Miliar perminggu akan baru terurai selama 1000 tahun dan membunuh 100 ribu mamalia di laut?
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU turut berpartisipasi dalam penyelenggaraan Diet Kantong Plastik bersama beberapa komunitas lingkungan hidup seperti Hilo Green Community dan Turun Tangan Medan. Kampanye yang juga di selenggarakan oleh tim DKP Medan ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat akan kerugiaan penggunaan kantong plastik.
Kantong plastik diproduksi sebanyak 300 Juta Ton di dunia per tahun. Begitu banyak plastik yang ada di dunia sehingga diperlukan waktu selama 1000 tahun untuk menguraikan sampah plastik. Selain itu, setiap minggunya terbukti bahwa 10 Miliar angka menunjukkan untuk pengguna kantong plastik. Itu berarti, sampah plastik akan terus menerus menumpuk. Sampah plastik yang dibuang ke laut dapat membunuh 100 Ribu mamalia di laut. Sangat disayangkan karena dapat mengakibatkan kematian makhluk hidup tak bersalah.
Penggunaan plastik yang berkelanjutan akan menimbulkan masalah yang sangat serius kedepannya. Sepertinya keberadaan plastik di masyarakat semakin meresahkan.
Kita tahu bahwa akhir-akhir ini isu yang beredar tentang sampah plastik sangatlah marak. Rasanya mendapatkan lingklungan bersih, sehat dan indah menjadi sesuatu yang mustahil untuk diwujudkan. Semakin hari lingkungan sekitar, semakin terasa kotor dan memburuk. Polusi sampah terutama sampah plastik menjadi perusak lingkungan.
Diet Kantong Plastik | tas promosi
Langkah ini sudah seharusnya diambil mengingat penyumbang sampah anorganik terbesar adalah sampah plastik. Pada tahun 2014 saja, sampah plastik mencapai 9,6 juta ton! Padahal, untuk terurai di bumi membutuhkan waktu ribuan tahun. Jika dibakar, akan menimbulkan gas beracun yang tentunya tidak baik untuk kesehatan.
Yuk, jaga bumi kita Ecoist! Dengan atau tanpa peraturan ini, sudah seharusnya kita membantu pemerintah untuk diet plastik. Langkah makarame mengurangi penggunaan plastik adalah dengan membawa folding bag atau tas belanja lipat saat bepergian. Sehingga saat tiba-tiba kita ada keinginan belanja, kita tidak perlu memakai tas kresek tetapi cukup menggunakan folding bag. Kalau kamu?
Hal ini sudah dilaksanakan di negara maju seperti Belanda, Hong Kong, Inggris, dan lain-lain. Harga selembar plastik sendiri minimal dikenakan Rp 200.
Secara bertahap, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) akan melakukan sosialisasi kantong plastik berbayar di 17 kota besar di Indonesia seperti DKI Jakarta, Bandung, Bekasi, Depok, Bogor, Tangerang, Solo, Semarang, Surabaya, Denpasar, Palembang, Medan, Balikpapan, Banjarmasin, Makassar, Ambon, dan Jayapura.
Mulai saat ini, biasakan membawa kantong sendiri jika hendak berbelanja, ya Ecoist! Karena sejak tanggal 21 Februai 2016, tepat pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional, akan diberlakukan peraturan bayar kantong plastik jika kita berbelanja di minimarket, supermarket, dan sejenisnya.
Comentários