Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik
Mengurangi penggunaan kantong plastik yang berlebihan | spunbond tangerang
Kami sudah melakukan berbagai kampanye publik dan edukasi sejak tahun 2010 agar masyarakat di Indonesia mendapatkan informasi tentang bahaya kantong plastik, dampak kantong plastik dan solusi yang bisa dilakukan dalam mengurangi konsumsi kantong plastik.
Kampanye pengurangan penggunaan kantong plastik sudah dimulai sejak tahun 2010 dengan nama “Diet Kantong Plastik”. Di awal tahun 2013, terbentuklah Perkumpulan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik di hadapan notaris Fully Handayani Ridwan, S.H., M.Kn dalam akta Pendirian Perkumpulan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik Nomor 1 Tanggal 14 Agustus 2014.
Kami memiliki visi untuk menciptakan Indonesia Bebas Kantong Plastik dengan mengajak masyarakat agar meminimalisir penggunaan kantong plastik yang hanya satu kali pakai. Kami mendorong masyarakat untuk selalu membawa tas belanja pakai ulang sendiri dari rumah. Sehingga, konsumsi kantong plastik dapat berkurang. Karena, kami ingin menyelamatkan lingkungan dari dampak kantong plastik yang membahayakan ekosistem baik di darat maupun lautan.
Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) adalah perkumpulan nasional yang memiliki misi untuk mengajak masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan kantong plastik. Diet memiliki makna “BIJAK dalam mengonsumsi”. Kampanye ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik yang berlebihan.
( Baca : Soal ''Diet'' Kantong Plastik, Indonesia Jauh Tertinggal dari Negara-negara Asia dan Afrika )
"Mulai Diet Kantong Plastik Sekarang" | spunbond tangerang
"Ada tiga hal yang juga kami sosialosasikan hari ini yaitu reuse, reduce dan recycle sehingga Indonesia bebas sampah bisa diwujudukan," ujar Ramang.
Ke depannya diharapkan masyarakat bukan lagi sekedar buang sampah pada tempatnya tapi juga mengurangi jumlah sampah dengan memanfaatkan sampah untuk digunakan kembali.
"Mayoritas pesertanya adalah anak muda dan tidak menutup kemungkinan masyarakat umum untuk bergabung pada hari ini," katanya kepada Kompas.com.
Ramang, wakil Komunitas Merdeka dari Sampah Kabupaten Banyuwangi, menjelaskan, aksi pungut sampah tersebut di ikuti 48 komunitas yang ada di wilayah Kabupaten Banyuwangi.
Untuk mengganti kantong plastik, menurut Guntur, masyarakat bisa menggunakan tas yang bisa di gunakan berulang ulang.
"Kami mengajak masyarakat Banyuwangi untuk mengurangi penggunaan kantong plastik kalau bisa tidak menggunakan sama sekali. Apalagi Indonesia adalah negara terbesar kedua pengguna kantong plastik," kata Guntur Prasetyo, siswa SMKN 1 Banyuwangi, kepada Kompas.com.
Aksi yang dilakukan secara serentak tersebut untuk mendukung gerakan Indonesia bebas dari sampah. Beberapa peserta aksi menggunakan pakaian dari sampah plastik dan membawa tulisan "Mulai Diet Kantong Plastik Sekarang".
Masyarakat Banyuwangi melakukan aksi pungut sampah yang dipusatkan di tiga titik yaitu di kawasan Pantai Boom Banyuwangi, Paltuding Gunung Ijen dan di wilayah Pelabuhan Ikan Kecamatan Muncar, Minggu (21/2/2016). Aksi ini bertepatan dengan Hari Sampah Nasional.
Pemerintah perlu dorong dunia usaha kurangi plastik | spunbond tangerang
Tidak hanya mengatasi sampah di hilir, menurut Havas, di dalam rencana aksi nasional tersebut, pemerintah Indonesia juga berupaya mendorong pembersihan sungai dan pantai.
"Kami telah menyusun sebuah rencana aksi nasional yang kokoh sebagai peta jalan untuk mengatasi sampah plastik laut supaya kami dapat mengurangi hingga 70 persen sampah plastik pada tahun 2025," katanya.
Deputi Bidang Kedaulatan Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman Arif Havas Oegroseno dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (7/10), mengatakan, Indonesia menyampaikan rencana aksi nasional penanganan sampah plastik laut yang telah disusun pemerintah guna mengatasi masalah tersebut dalam konferensi itu.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman mengusung upaya penanganan sampah plastik laut yang dilakukan pemerintah dalam Konferensi Our Ocean yang diselenggarakan Uni Eropa di Malta, Jumat.
Sayangnya, penegakan aturan perluasan tanggung jawab produsen yang terdapat dalam UU No 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah terkesan jalan di tempat.
"Akar utama permasalahan dari pencemaran sampah plastik saat ini adalah dominannya kebijakan dan pola pikir pragmatis, gaya hidup instan dan budaya buang yang tidak bertanggungjawab, serta perilaku produsen yang mengoptimalkan keuntungan semata dengan meninggalkan sebagian besar tanggung jawabnya," ucapnya.
Sedangkan data yang dipublikasikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2016 menunjukkan komposisi sampah pada tahun 2011 di Jakarta sebesar 14 persen.
LSM tersebut mengingatkan pada saat ini, sekitar 6.500-7.000 ton sampah per hari dihasilkan di Jakarta atau kira-kira hampir setara 4 persen dari total timbunan sampah secara nasional, yang mencapai sekitar 178.082,19 ton per hari.
"Berjalannya dunia usaha perlu diiringi dengan upaya melindungi lingkungan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Lingkungan yang rusak pasti juga akan berdampak pada dunia usaha," ucapnya.
Sebagaimana diketahui, Greenpeace Indonesia bersama dengan Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) telah menyampaikan hasil audit sampah plastik dari berbagai lokasi di Indonesia.
Ia menegaskan, salah satu caranya adalah dengan mendesain ulang kemasan sehingga memiliki nilai daur ulang yang tinggi dan juga menarik kembali kemasan pascakonsumsi untuk dilakukan daur ulang.
Menurut dia, sangat penting bagi pebisnis yang menjadi produsen untuk segera mengambil tindakan bertanggung jawab atas sampah pasca konsumsi dari produk mereka.
"Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian, juga harus mendorong dunia usaha untuk melakukan perubahan," kata Koordinator Nasional Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, Rahyang Nusantara dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Pemerintah perlu mendorong dunia usaha untuk mengurangi penggunaan plastik dalam rangka mengurangi tingkat sampah plastik yang berlebihan yang kerap ditemukan di sejumlah daerah.