Kerajinan Daur Ulang dari Kudus Diminati Belanda dan Malaysia
- ratna tia
- Oct 12, 2017
- 5 min read
Kerajinan dari barang bekas | spunbond sablon

"Kami juga menggelar lomba kampung hijau sebagai salah satu upaya mendorong warganya menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman," ujarnya.
Ia mengklaim, tumbuhnya kerajinan tangan dari bahan sampah juga berdampak positif pada kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya semakin meningkat.
Kepala Desa Jati Kulon Sugeng Prasetyo mengaku, sangat mendukung pemanfaatan sampah menjadi kerajinan tangan yang unik dan menarik, karena selain mengurangi pembuangan sampah secara sembarang, juga bisa mendatangkan pemasukan bagi warganya.
Beberapa warga tetangga, katanya, saat ini mulai memiliki keahlian membuat kerajinan dari bahan sampah, sehingga ketika ada pekerjaan juga melibatkan ibu-ibu tetangga.
"Warga desa sendiri juga memiliki bank sampah, sehingga plastik yang masih bisa dijadikan kerajinan tangan laku dijual," ujarnya.
Saat ini, lanjut dia, dirinya tidak perlu kesulitan mendapatkan bahan baku yang dibutuhkan, karena sekolah dasar (SD) dekat tempat tinggalnya juga memiliki bank sampah sehingga setiap Jumat didatangi untuk dibeli.
Untuk mendapatkan bahan bakunya, dia mengajak warga untuk mengumpulkan sampah yang bisa dimanfaatkan, seperti plastik bekas pembungkus kopi bubuk, plastik bekas minyak goreng, kertas, dan bahan lainnya.
Kerajinan tangan dari bahan sampah, kata dia, dirintis sejak 2012, setelah melihat sampah yang sering kali menggunung di sungai dekat rumahnya.
Dalam sebulan, kata dia, transaksinya bisa mencapai 10 kali dengan nilai transaksi yang tidak terlalu besar karena harga jual kerajinan tangan dari bahan sampah tersebut juga tidak mahal.
Selain diminati warga luar negeri, lanjut dia, sejumlah produk yang dihasilkannya, seperti tas wanita, tas belanja dan aneka tas lain serta hiasan rumah juga banyak diminati warga luar jawa.
Demikian halnya, kata dia, harga bros juga cukup murah karena hanya Rp3.000 per buah, sedangkan tas disesuaikan dengan bentuk, bahan dan kerumitan dalam membuatnya.
Harga jual tas yang dibeli warga Malaysia, katanya, hanya Rp20.000, sedangkan ongkos kirimnya mencapai Rp300 ribu.
Produk yang diminati warga Belanda, kata dia, berupa bross dan tas, sedangkan warga Malaysia berminat membeli tas dari bahan plastik untuk mengemas minyak goreng.
Khusus untuk pembeli dari Belanda, kata dia, transaksinya melalui warga Surabaya, sedangkan warga Malaysia transaksi langsung dengan dirinya karena sejumlah produknya dijual secara "online".
Menurut Sri Sentuni, salah satu pengrajin dari Desa Jati Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, di Kudus, Selasa (13/9/2016), warga luar negeri yang berminat membeli kerajinan dari barang bekas, di antaranya dari Belanda dan Malaysia.
Produk kerajinan tangan yang terbuat dari barang bekas atau sampah hasil kreasi warga Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai diminati warga luar negeri.
Aktivis Lingkungan Hidup Serukan Indonesia Diet Kantong Plastik | spunbond sablon
Sampai saat ini ada lima kota di dunia yang telah melarang penggunaan kantong plastik: Dhaka di Bangladesh (mulai 2002); Oyster Bay, Australia (2004); San Francisco pada 2007, menjadikannya kota pertama di AS yang melarang penggunaan kantong plastik; Mexico City (2010); dan Los Angeles (Mei 2012).
Alasan warga tidak membawa tas belanja tersebut, 63 persen karena lupa dan 15 persen lainnya karena malas. Berdasarkan riset GI di tahun yang sama, setiap orang selama setahun menghasilkan sampah 700 kantong plastik.
Dalam sebuah risetnya di ibukota, Greeneration Indonesia (GI) pada 2009 menyebutkan, sebanyak 73 persen masyarakat telah memiliki tas yang dapat digunakan berulang kali sebagai pengganti kantong plastik, namun 79 persen dari mereka tidak membawanya pada saat berbelanja.
Diet kantong plastik menganjurkan pada setiap orang untuk membawa tas belanja sendiri. Harapan dari aksi lanjutan para aktivis ini, terciptanya perilaku bijak dalam menggunakan tas pakai ulang (reusable bag) agar jumlah sampah plastik yang dihasilkan dapat berkurang secara signifikan.
Kampanye ini diinisiasi beberapa organisasi lingkungan, antara lain Green Student Movement – WALHI Jakarta, Eksekutif Nasional WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia), Komunitas Earth Hour Indonesia di dukung perusahaan swasta dan Komunitas Pers Kampus, Universitas Trisakti Jakarta.
Kampanye diet kantung plastik, pernah dipopulerkan dalam Aksi “HEADBAG Mob” di Jakarta, dirintis oleh kaum muda pegiat lingkungan Greenaration Indonesia (Generasi Hijau Indonesia) pada awal 2010. Namun baru pada Mei 2012 lalu, gerakan massal skala nasional kembali digiatkan di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Sumatera, Jawa dan Bali.
Sebuah survei baru-baru ini yang dipublikasikan oleh jaringan organisasi lingkungan menyebutkan, setiap orang yang tinggal di Jakarta rata-rata menghasilkan sampah 0,8 kilogram per hari. Dengan jumlah penduduk hampir sembilan juta jiwa, maka jumlah sampah DKI mencapai sekitar tujuh juta ton per hari, dan sebagian besar sampah tersebut berbahan plastik.
Sejak ditemukannya bahan baku plastik (poliolefin atau polivinil klorida) pada abad 19, penggunaan plastik sebagai bahan pendukung aktivitas manusia secara terus menerus dikembangkan. Penggunaan plastik mewarnai hampir di setiap lini kehidupan, mulai dari bahan pendukung komponen alat berat seperti kendaraan, hingga material sederhana seperti kantong plastik.
“Cara-cara ramah lingkungan sekecil apapun akan bermanfaat buat Indonesia. Kalau tidak kita mulai dari sekarang, kita tingkatkan kepedulian terhadap lingkungan , Indonesia makin hancur,” ujar karyawan swasta tersebut.
Beberapa warga menyatakan ikut serta terlibat aktif dalam kampanye Diet Kantong Plastik di Jakarta. Sukma Ibrahim, 33, mengatakan ia selalu membawa tas khusus dari rumah jika berbelanja supaya tidak menggunakan kantong plastik.
“Problem sampah dan limbah, (termasuk) pencemaran teluk Jakarta misalnya. Masalah yang paling utama adalah bagaimana mengubah pola pikir dan perilaku warga agar lebih ramah lingkungan,” kata Fauzi.
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengakui bahwa masalah pencemaran akibat sampah dan limbah perkotaan menjadi pekerjaan yang mesti ditangani serius pemerintahannya.
“Diet kantong plastik ini membuktikan siapapun bisa jadi penyelamat lingkungan, bisa dimulai dari kehidupannya sehari-hari. Warga sudah dapat berkontribusi bagi lingkungan lewat tiga hal, yakni (mengurangi) penggunaan jumlah kantong plastik , hemat kertas dan hemat listrik,” ujarnya.
Ia menambahkan, Greenpeace Filipina dan Thailand juga telah memulai kegiatan serupa, yaitu pengurangan kantong plastik, bahan kertas dan penghematan energi (listrik) di negaranya masing-masing.
“Plastik adalah bahan yang sekali diproduksi sangat sulit terurai, dan tentu saja itu berdampak buruk buat lingkungan. Harus diakui masyarakat kita sekarang penggunaannya sangat berlebihan,” ujar Hikmat.
“Dampaknya secara luas belum terlihat, namun antusiasme kaum muda terutama cukup tinggi. Tidak hanya di DKI Jakarta, tapi juga sampai ke Aceh. Ini memang penting dan harus terus diteriakkan,” kata Hikmat di Jakarta, Rabu (20/6).
Juru bicara Greenpeace Indonesia, Hikmat Soeriatanuwijaya, menyatakan bahwa kampanye nasional yang dimulai akhir Mei lalu baru menghimpun sekitar 150 sukarelawan di Aceh dan kurang dari 1.000 orang di Jakarta dan sekitarnya.
Para aktivis mengatakan kampanye tersebut bertujuan mengajak masyarakat lebih bijak dalam menggunakan kantong plastik, sehingga mengurangi sampah plastik yang berdampak buruk bagi lingkungan hidup.
Aceh, DKI Jakarta dan beberapa kota di Pulau Jawa menjadi inisiator kunci pelaksanaan kampanye “Diet Kantong Plastik” di Indonesia, yang digagas sejumlah organisasi lingkungan dan kepemudaan di tanah air baru-baru ini.
Kantong Plastik Berbayar Belum Diterapkan di Tempat Belanja Modern | spunbond sablon
“Sekarang kantong plastik adalah bencana,” jelasnya.
Sementara itu, Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan mengajak masyarakat untuk kembali bergaya hidup seperti jaman dahulu kala. Setiap hendak berbelanja, masyarakat harus membawa tas atau keranjang sendiri jika ingin berbelanja.
“Selama 6 bulan ini kita akan teliti tentang plastik berbayar ini. Untuk peningkatan kapasitas dan kualitas,” lanjut Siti.
Kebijakan kantung belanja plastik berbayar yang diterapkan per 21 Fabruari 2016 diharapkan dapat mengurangi penggunaan plastik di Indonesia.
“Jadi kantong bawa sendiri dari rumah. Pesan Pak Jokowi untuk semua kota, Pemda, Pemkot, Pemprov, kita lakukan pengurangan dan penanganan sampah,” kata Siti.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya saat Hari Peduli Sasmpah Nasional di Bunderan Hotel Indonesia menghimbau seluruh masyarakat untuk mengurangi kantong plastik dalam berbelanja di pasar.
Padahal kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, harga plastik dikenakan Rp 200.
Ica yang mengaku beli dua bikuit spesial 250 gram dan dua air mineral hanya membayar Rp 45.900. Sedang satu kantong plastik ukuran sedang seharga Rp 1 rupiah dan langsung didiskon Rp 1. Artinya Ica tidak dikenakan kewajiban membayar kantung plastik.
“Nggak tau bayar atau tidak. Kalau lihat kertas struknya sih nggak suruh bayar,” kata Ica yang berbelanja di Indomart jl Mampang Prapatan Raya 302 Jaksel.
Kebijakan kantong belanja plastik berbayar mulai diterapkan oleh pemerintah mulai Minggu (21/2/2016). Tetapi kebijakan tersebut nyatanya belum diterapkan di gerai-gerai modern. Masyarakat yang berbelanja di gerai modern seperti Alfamart, Indomart dan lainnya masih mendapatkan kantung plastik secara gratis.
コメント