top of page

Pertama di Inggirs! Supermarket Non-Limbah Ini tak Lagi Gunakan Kantong Plastik

  • Writer: ratna tia
    ratna tia
  • Sep 27, 2017
  • 4 min read

Supermarket Non-Limbah Pertama di Inggris, Belanja Nggak Pakai Kantong Lagi | pabrik spunbond di indonesia

Sejauh ini yang paling terkenal adalah mesin mentega kacang yang bisa menggiling kacang di depan pelanggan.

Toko ini juga menjual produk pembersih organik, pembersih toilet dan sabun cuci.

Konsep dan fitur yang tidak biasa ini membawa kesuksesan sendiri untuk pasangan itu.

Mereka menjual biji-bijian, pasta, dan sirup tapi barang-barang tertentu, sebut saja alkohol dan susu tidak dijual di tempat mereka.

Mereka sangat ketat dengan aturan larangan menggunakan kemasan.

Pasangan ini berharap dapat membuka lebih banyak gerai di London dan Birmingham.

Jadi tidak perlu lagi menggunakan kantong plastik.

Oleh karena itu pelanggan harus membawa pot atau toples mereka sendiri.

Produk mereka disimpan di dispenser.

Mereka terinspirasi toko serupa dari sebuah toko di Berlin.

Dilansir Daily Mail, mereka telah membuka sebuah toko bernama Earth Food Love di Inggris.

Mereka adalah Richard Eckersley, 28 tahun, dan istri Nicola, 27 tahun.

Di Inggris, seorang pemiik supermarket punya cara lain untuk mengurangi penggunaan limbah.

Di Indonesia sudah ada upaya untuk mengurangi penggunaan sampah plastik dengan membayar sejumlah uang jika menggunakan plastik.

Mengubah Sampah Menjadi Berkah Lewat Mallsampah | pabrik spunbond di indonesia

Nama Mallsampah sendiri dipilih karena dianggap mewakili keseluruhan konsep dari layanan mereka, yaitu sebuah platform yang dapat mempertemukan penjual dan pembeli sampah dengan beragam model dan layanan.

Berangkat dari kebutuhannya mencari rekan dalam persoalan IT, Adi pun kemudian merekrut, Muhammad Faris, mahasiswa informatika UMI yang saat ini juga menjadi Co-Founder Mallsampah. Untuk permasalahan tenaga daur sampah, keduanya mencoba memecahkannya dengan riset langsung ke sejumlah pengepul dan pemulung.

Memiliki ide membuat startup, namun tidak mempunyai SDM tidak lantas mematahkan niat Adi untuk terjun ke dalam bisnis “startup sampah” yang hendak ditekuninya. “Tantangannya adalah saya bukan orang IT, saya mahasiswa fakultas hukum yang praktis tidak tahu ngoding dan permasalahan (sebenarnya) seputar sampah,” ungkap Adi.

Dengan melakukan riset dan kegiatan seminar bisnis berbasis gerakan peduli lingkungan dan gerakan hijau, ia pun mulai memikirkan konsep marketplace pembuangan sampah, yang memungkinkan pihaknya mempertemukan pengepul/ pemulung dengan pemilik sampah.

Selama dua tahun mengamati kebiasaan masyarakat sekitar, Adi lantas berpikiran bahwa kebiasaan masyarakat di lingkungan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bisnis “simbiosis mutualisme” yang potensial bila dipertemukan dengan pihak yang tepat.

Dorongan untuk mendirikan Mallsampah sendiri menurut Adi muncul dari isu di lingkungan yang ia amati sejak tahun 2015 lalu.

Ketika masih berstatus sebagai mahasiswa, Adi melihat bahwa tempat tinggalnya berada di lingkungan yang sulit dijangkau oleh truk pengangkut sampah milik pemerintah kota Makassar. Akibatnya, warga pun terbiasa untuk menimbun dan mengurai sampah mereka sendiri.

Kasus inilah yang mendorong Adi Saifulah Putra untuk mendirikan startup pengelolaan limbah berbasis informasi dan teknologi digital bernama Mallsampah.

Berangkat dari permasalahan yang ia hadapi di lingkungan tempat tinggalnya sehari-hari, mahasiswa jebolan Universitas Muslim Indonesia Makassar ini mengampanyekan bahwa sampah pun bisa menjadi berkah bagi siapa saja yang sadar akan potensi bisnis di dalamnya.

Mengutip hasil riset organisasi nonpemerintah Greeneration, seperti dikutip dari media online Kompas, setiap orang di Indonesia rata-rata berpotensi menghasilkan tujuh ratus kantong plastik per tahun.

Permasalahan ini pun semakin bertambah rumit di wilayah urban. Jumlah penduduk serta struktur jalan yang semakin padat menyebabkan sulitnya proses penguraian sampah.

Sebagai bagian dari sebuah negara dengan jumlah populasi hingga mencapai angka 261 juta orang, masyarakat Indonesia tanpa disadari sedang menghadapi permasalahan krusial terkait pengelolaan limbah sampah, terutama di sejumlah wilayah kota-kota besar di Indonesia.

Dunia Usaha Diminta Kelola Sampah Berkelanjutan | pabrik spunbond di indonesia

Sudriman menambahkan jika gerakan ini dilakukan dunia usaha seperti industri ritel Hypermart Mall yang memiliki jaringan bisnis lebih dari 90 ribu di Tanah Air, bisa dibayangkan jumlah sampah yang bisa ditekan sehingga ke depan ini yang akan terus kembangkan.

Kegiatan kunjungan ini melibatkan Praise (Packaging and Recycling Alliance for Indonesia) yang merupakan tindak lanjut atas program dropbox yang dinisiasi Petra Pak Indonesia sejak 2013 di Jakarta dan 2015 di Bali yang menggandeng ecoBali Recycling.

Kegiatan ini diprakarsasi Tetra Pak Indonesia untuk menemukan solusi atas permasalahan tata kelola sampah di Indonesia.

Tetra Pak Indonesia melakukan kunjungan kerja ke lokasi dropbox sebagai sentra pengumpulan kemasan karton minuman bekas di Hypermart Bali Mal Galeria.

"Tidak ada kata terlambat, jalan dahulu tidak apa-apa, yang penting ada sistem operasional prosedur (SOP) yang baik, saya kira ide-ide sistem pengelolaan sampah berkelanjutan dan bertanggungjawab patut didukung," tegasnya.

Kata dia jika mengacu UU maka kegiatan yang diinisiasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan daur ulang seperti ditunjukkan Tetra Pack bersinergi dengan Eco Bali dan Hypermat Supermarket sudah sepantasnya mendapat dukungan.

Dia sebagai pembina lingkungan sangat mendukung kegiatan tersebut kendati diakui

secara nasional belum ada kebijakan secara khusus yang mengatur masalah pengelolaan sampah.

“Pengelolaan sampah perlu tanggung jawab semua lapisan masyarakat termasuk kalangan dunia usaha,” katanya di Hypermart Bali Mal Galeria, Kuta, Selasa (5/9/2017).

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mendorong dunia usaha mengelola sampah mandiri, berkelanjutan, dan bertangung jawab dengan sistem daur ulang untuk mengurangi penggunaan sampah plastik.

Direktur Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sudirman mengatakan persoalan sampah tak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah.

 
 
 

Comments


Goodybag BSD

Also Featured In

    Like what you read? Donate now and help me provide fresh news and analysis for my readers   

Donate with PayPal

© 2023 by "This Just In". Proudly created with Wix.com

bottom of page