top of page

Kemenperin Keberatan Pungutan Cukai Plastik

  • Writer: ratna tia
    ratna tia
  • Sep 26, 2017
  • 4 min read

Kementerian Perindustrian menolak rencana pengenaan cukai plastik | kantong spunbond



Pemerintah menyertakan target penerimaan cukai senilai Rp500 miliar dari pengenaan cukai terhadap kantong plastik di dalam RAPBN 2018.


Penambahan objek cukai baru tersebut menjadi salah satu langkah pemerintah untuk mengejar target penerimaan cukai yang naik 1,5% dibandingkan dengan APBN-P 2017. Pemerintah menargetkan penerimaan cukai senilai Rp155,4 triliun pada RAPBN 2018.


Edukasi dapat menjadi salah satu jalan keluar untuk mengubah perilaku masyarakat. “Ini adalah perkerjaan rumah dari pemerintah daerah untuk membangun kesadaran membuang sampah dan tata kelola sampah,” imbuhnya.


“Sampah saat ini kan bisa didaur ulang baik secara recycle dan re-use. Selain itu sedang ada kajian dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk menggunakan plastik sebagai bahan baku aspal jalanan,” katanya.


Menurutnya, dari segi teknologi sebenarnya Indonesia telah mampu mendaur ulang sampah dengan baik. Masalah terletah pada perilaku masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan.


“Plastik prabayar atau kantong plastik dipakai oleh 90% industri kecil dan menengah [IKM ]. Tanpa diberikan cukai pun mereka masih kesulitan mendapatkan bahan baku impor. Jika rencana tersebut berjalan maka akan menambah permasalahan yang dialami IKM,” kata Sigit ketika dihubungi Bisnis, Senin (21/8).


Achmad Sigit Dwiwahjono, Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), menganggap pengenaan cukai bukanlah solusi yang tepat untuk mengendalikan sampah plastik. Sebaliknya, pungutan justru memberatkan pelaku industri.


Kementerian Perindustrian menolak rencana pengenaan cukai plastik karena dapat menghambat industri kecil dan menengah serta pabrikan plastik.

Aspal Plastik Bakal Digunakan untuk Pemeliharaan Jalan | kantong spunbond


Basuki juga menyebut setelah ujicoba di Kota Bekasi, teknologi aspal plastik akan diterapkan di beberapa tempat lainnya, seperti Cilincing, Surabaya, Medan dan pada rest area ruas tol Tangerang-Merak.


Jalan ini terdiri dari 4 lajur dengan panjang 650 meter sehingga total panjang 2,6 km serta memiliki kepadatan lalu lintas yang tinggi.


Dengan hasil yang cukup baik, kata dia, aspal ini pun diucoba di Jalan Sultan Agung, Bekasi sepanjang 2,6 kilometer pada kedua arahnya.


"Kami sudah melakukan ujicoba penerapan hasil penelitian tersebut di jalan dengan volume lalu lintas rendah di Universitas Udayana Bali sepanjang kurang lebih 700 meter pada 18-19 Juli 2017," jelas Basuki.


Kemudian atas inisiatif Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, penelitian ini terus dikembangkan dan diintensifkan sejak awal 2017.


Basuki menambahkan, sebenarnya penelitian pemanfaatan limbah plastik sudah mulai dilakukan sejak 2008 oleh Balitbang PUPR.


Berdasarkan hasil uji laboratorium, campuran beraspal panas dengan tambahan limbah plastik menunjukkan peningkatan nilai stabilitas Marshall 40 persen.


Aspal ini juga lebih tahan terhadap deformasi dan retak lelah dibandingkan dengan campuran beraspal panas standar.


Jika satu kilometer jalan butuh 3 ton plastik maka perlu limbah plastik sebanyak 140 ribu ton yang kemudian dicacah menjadi plastik ukuran 5 milimeter.


Aspal tersebut nantinya akan digunakan untuk pemeliharaan jalan. Kebutuhan preservasi jalan nasional sendiri mencapai 47.000 kilometer.


Rencananya, limbah plastik ini akan dijadikan sebagai bahan campuran aspal dengan komposisi 6 persen.


Kalau sampah botol dicari orang, tetapi sampah kantong plastik kresek tidak ada nilai ekonomisnya.


Sekarang kita coba agar sampah plastik itu punya nilai ekonomi yang tinggi," ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono di Jalan Sultan Agung, Bekasi, Sabtu (16/9/2017).


Selain itu, pemerintah tengah berupaya dalam mengelola sampah plastik menjadi bahan campuran aspal.


Berbagai inisiatif dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini antara lain dengan mengurangi penggunaan plastik dalam keseharian masyarakat.


Berdasarkan data Jambeck (2015) diperkirakan 3,32 juta metrik ton limbah plastik di Indonesia belum terkelola baik. Bahkan, sebanyak 0,48-1,29 juta metrik ton di antaranya tersebar ke laut.


Sampah plastik menjadi isu global yang menyedot perhatian dunia.

Pemkot Bekasi dorong pengolahan sampah menjadi aspal plastik | kantong spunbond

Kepala Balitbang Kementerian PUPR Danis Hidayat Sumadilaga mengatakan setiap 1 kilometer jalan dengan lebar 7 meter, membutuhkan campuran limbah plastik sebanyak 2,5 hingga 5 ton.


Pihaknya memprediksi, jumlah sampah plastik di Indonesia pada 2019 diperkirakan mencapai 9,52 juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada.


Dengan estimasi plastik yang digunakan 2,5-5 ton per km jalan, kata dia, maka limbah plastik dapat menyumbang kebutuhan jalan di Indonesia sepanjang 190 ribu kilometer.


"Namun tetap saja ketahanan aspal pada umumnya bergantung pada kapasitas bobot jalan dan kondisi cuaca di daerah," katanya.


Keuntungan yang akan didapat dari pemakaian aspal berbahan dasar sampah plastik tersebut adalah untuk kelestarian lingkungan. "Sampah plastik merupakan sampah yang paling sulit terurai. Butuh ratusan tahun untuk menunggu sampah tersebut terurai," katanya.


Dari hasil penelitian tersebut, aspal berbahan baku plastik terbukti memiliki daya rekat yang lebih tinggi dibandingkan aspal biasa.


Tri mengatakan, aspal plastik ini bisa lebih merekat ke permukaan tanah serta mampu menyatukan material pelapis jalan lebih lama dibanding aspal biasa.


"Kalau untuk kualitasnya, sampah plastik ini sudah melalui verifikasi Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR. Di beberapa negara pun sudah mulai memakai aspal ini," katanya.


Jalan Raya Sultan Agung, Kecamatan Mendasatria, Kota Bekasi telah menjadi titik uji coba aspal plastik kedua setelah Bali, pada Sabtu (16/9).


"Yang bikin khawatir justru harganya, kan belum diproduksi massal. Kita sedang komunikasi dengan instansi terkait agar bahan baku plastik untuk aspal ini bisa diproduksi secara massal dengan melibatkan asosiasi pengolahnya di tingkatan UMKM serta pelapak sampah," katanya.


Dikatakan Tri, pemanfaatan sampah plastik menjadi bahan perekat aspal mulai digandrungi oleh sejumlah negara maju karena diklaim mampu menekan biaya produksi dan pengerjaan jalan umum.


"Saya khawatir harga jual bahan baku plastik ini masih di atas rata-rata harga pasaran aspal biasa, sebab pembuatannya belum bersifat masiv," katanya.


Untuk itu pihaknya tengah berkoodinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat untuk mengintensifkan produksi pengolahan limbah plastik secara massal di wilayahnya.


Dua lokasi penghasil sampah plastik itu adalah Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang milik Pemprov DKI Jakarta dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu milik Pemkot Bekasi.


Tri mengatakan, pola pengolahan sampah plastik yang belum bersifat masiv seperti saat ini berpotensi membuat biaya pengadaan bahan baku aspal plastik menjadi relatif mahal.


Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, akan mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah pengolah sampah plastik di wilayahnya untuk memanfaatkan program aspal berbahan baku plastik sebagai peluang pasar baru.


"Di Kecamatan Bantargebang ada dua tempat pembuangan besar sampah plastik berskala besar milik dua wilayah. Kita akan dorong para pelaku UMKM-nya untuk memanfaatkan peluang pasar aspal plastik ini," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Bekasi Tri Adhiyanto di Bekasi, Senin.



 
 
 

コメント


Goodybag BSD

Also Featured In

    Like what you read? Donate now and help me provide fresh news and analysis for my readers   

Donate with PayPal

© 2023 by "This Just In". Proudly created with Wix.com

bottom of page