Strategi Kementerian Kelautan Kurangi Penggunaan Kantong Plastik
- ratna tia
- Sep 14, 2017
- 4 min read
(KKP) mulai mengkampanyekan Laut Bebas Plastik kepada masyarakat | jual spunbond bag

"Ini bermakna besar dalam menyadarkan kita semua atas besarnya kontribusi sampah plastik Indonesia ke laut dan pentingnya pengurangan kantong plastik. Membawa tas belanja sendiri untuk setiap kali berbelanja dan membawa botol minuman sendiri untuk mengurangi penggunaan botol minuman sekali pakai adalah benang merah atas terwujudnya laut Indonesia bebas sampah plastik. Agar menghasilkan ikan yang sehat untuk mendukung kebutuhan protein manusia," kata dia.
Nilanto menuturkan, meski kampanye ini merupakan salah satu langkah sederhana, diharapkan bisa berkontribusi besar pada pengurangi konsumsi plastik dan sampah plastik di dalam negeri.
"Kampanye Laut Bebas Plastik melakukan penggalangan dukungan seperti dengan swipping kantong plastik diganti dengan kantong ramah lingkungan," ungkap dia.
Dalam kampanyenya, Nilanto menitip pesan agar pedagang tidak menawarkan kantong plastik kepada pembeli. Pesan ini diharapkan dapat diteruskan oleh para pedagang ikan kepada para pembeli.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Nilanto Perbowo mengatakan, kampanye ini dimulai dengan acara bazar produk hasil perikanan di Kantor KKP pekan lalu. Dalam kampanye ini, KKP mengangkat tema Gerakan Bersama Singkirkan dan Urusi Sampah Plastik atau disingkat Bususi.
"Kampanye Laut Bebas Plastik digaungkan dalam bazar ini untuk mengurangi penggunaan kantong plastik. Tidak dapat dipungkiri banyak kantong plastik digunakan oleh pedagang dan pembeli. Seruan pengunjung bazaar lingkup KKP agar membawa tas belanja ramah lingkungan dilakukan satu hari sebelum pelaksanaan kampanye," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (12/9/2017).
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mulai mengkampanyekan Laut Bebas Plastik kepada masyarakat. Kampanye ini salah satunya dalam rangka mengurangi penggunaan kantong plastik oleh masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan sektor kelautan dan perikanan.
Mengubah limbah kulit ikan salmon jadi tas mewah | jual spunbond bag
Nordik membungkus tas yang baru dirilis dengan harga mulai 685 NZD (sekitar Rp6,5 juta) hingga 1.620 NZD (sekitar Rp15,4 juta). Hingga saat ini produk Nordik baru bisa dibeli lewat situs resminya dan Viggosdottir belum berencana membangun toko luring sebagai tempat menjual koleksinya tersebut.
Model tas buatannya terdiri dari beberapa jenis. Ada yang bermodel tas tangan besar, tas selempang bertali panjang, tas punggung dan dompet.
Kesulitan lain yang ditemukan Viggosdottir adalah ukuran kulit ikan salmon yang terbilang cukup kecil dan sempit. Tetapi ia tak kehabisan akal dengan memadukan kulit ikan salmon dengan kulit sapi untuk hasil tas yang paripurna.
Meski demikian, ia tak menampik jika kulit ikan salmon disebut bahan baku yang cukup mahal. Tapi mahalnya kulit ikan salmon dikatakan sebanding dengan kekuatan dan ketahanannya lantaran karakter serat kulit salmon yang saling menyilang.
Dalam wawancaranya dengan The Register pun perempuan yang menetap di Auckland, Selandia Baru, ini mengakui kenikmatannya menggunakan kulit ikan salmon. Karena beragam kondisi tadi, hasil akhir kreativitas dengan kulit ikan salmon tak pernah monoton alias selalu berbeda setiap kali ditemukan.
Keunikan lainnya, setiap produk Nordik menghasilkan tampilan yang sangat berbeda. Semuanya tergantung kepada kondisi kulit, warna yang berbeda pada setiap ikan, dan proses pengerjaannya.
Bahkan bila ingin sedikit sentuhan metalik, Anda bisa menempelkan foil panas pada bahan kulit. Warna-warni kulit ikan akan berubah menyatu dengan kilau metalik dari foil itu.
Tak hanya ramah lingkungan, secara estetika karakter kulit ikan salmon dianggap menarik. Sebab kulit jenis ikan yang biasa bergerak dari Atlantik Utara ke Samudera Pasifik ini bisa menghasilkan warna yang mirip hologram ketika tertimpa cahaya matahari.
Tak hanya itu, tekstur kulit ikan salmon pun bisa diolah menjadi berbagai macam varian. Mulai dari sisik yang terbuka hingga yang lembut dengan sisik mengatup.
Karenanya, ia berusaha memanfaatkan limbah tersebut menjadi produk yang lebih berguna. Pada tahap produksinya, Viggosdottir juga menggunakan hidro dan energi geothermal yang lebih ramah lingkungan.
Cara ini dianggapnya tepat untuk ditunjukkan kepada para konsumen betapa pentingnya melestarikan lingkungan hidup. Setiap individu bisa menunjukkan kepeduliannya, bahkan lewat produk mode sekalipun.
Namun proses pembuatan tasnya tak bisa dibilang mudah. Pertama, Viggosdottir harus mengimpor kulit ikan salmon dari Skandinavia. Lantas pengerjaan tas dilakukan secara manual oleh tangan para pekerjanya di Italia.
Pada situs resminya, Viggosdottir mengaku hanya memanfaatkan "sampah" dari produk ikan salmon. Viggosdottir mengatakan kulit ikan salmon sering kali hanya menjadi produk mentah yang kurang berguna dan akan dibuang begitu saja.
Kebetulan negara di kawasan Skandinavia itu bukan hanya terkenal dengan sumber mata air panasnya, tapi juga populasi ikan salmon yang melimpah. Islandia juga dikenal sebagai rumah ikan salmon Atlantik dan pernah disebut tempat terbaik untuk menangkap salmon.
Karena latar itu, Viggosdottir pun tertarik memanfaatkan kulit ikan salmon untuk materi tas buatannya. Itu sebabnya perancang asal Selandia Baru ini langsung merintis labelnya sekembalinya dari Islandia.
Lalu, bagaimana dengan tas dari kulit ikan salmon? Ini memang tak lazim, tapi Lilja Viggosdottir justru mendirikan label bertajuk Nordik yang memproduksi tas dari kulit ikan salmon.
Seperti dilansir Daily Mail (28/8/2017), perempuan 25 tahun ini baru saja menemukan ide mengkreasikan tas dari kulit ikan, terutama ikan salmon. Ide tersebut diperoleh setelah mengunjungi kampung halaman sang ayah di Islandia.
Berbagai tas yang terbuat dari kulit sapi muda, kulit domba, atau bahkan kulit buaya sudah umum ditemukan. Bahkan ada pula tas yang terbuat dari kulit ular atau burung unta walau untuk memilikinya tak sembarang orang mampu.
Cukai Diyakini Ampuh Kurangi Sampah | jual spunbond bag
Sudirman mengklaim, jika penerapan kantong plastik berbayar sebelumnya telah berhasil mengurangi penggunaan kantong plastik hingga 58%. Uji coba kantong plastik berbayar ini telah dilakukan pada tahun lalu dengan mengikutsertakan 535 ritel yang tersebar di 25 kabupaten dan kota seluruh Indonesia.
"Skema cukai tersebut dijalankan secara bertahap. Sasarannya adalah kantong plastik, setelah itu kemasan minuman, dan produk untuk rumah tangga," imbuhnya.
Menurutnya, bioplastik dan barang sejenisnya yang mudah terurai harus terus dikembangkan. Saat ini KLHK sedang menunggu kesiapan pemerintah daerah untuk mendukung program pengurangan sampah melalui kantong plastik berbayar.
"Kita harus sepakat untuk mengendalikan kemasan plastik. Jika berdebat terus dengan industri maka tidak akan ketemu jalan keluarnya," imbuhnya.
R. Sudirman, Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), menyampaikan cukai plastik adalah salah satu cara untuk menanggulangi sampah. Plastik saat ini menyumbang kontribusi terbesar dari total sampah di tempat pembuangan akhir dan sungai. Industri plastik diminta segera menyiapkan produk sampah yang mudah terurai.
"Prinsipnya, kita akan mengarah kepada penggunaan plastik yang ber-SNI. Sertifikasi tersebut kan sudah ada sejak 2016 lalu," kata Sudirman kepada Bisnis, Rabu (30/8/2017).
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mendukung rencana cukai plastik sebagai salah satu cara mengurangi sampah yang tidak ramah lingkungan.
Comments