top of page

Ini yang Dilakukan Putri dan Kader Lingkungan Hidup dalam Kampanye Peduli Sampah

  • Writer: ratna tia
    ratna tia
  • Sep 7, 2017
  • 4 min read

Aksi kampanye anti sampah plastik | jual spunbond



Seperti membuat kerajinan tangan, dan juga hiasan dinding. Atau juga bisa dipakai untuk benda benda bermanfaat seperti celengan untuk menabung uang jalan.


"Selain itu kita sering ngumpul kayak gini terus bareng-bareng kampanye anti plastik," kata Alisa.


"Aku suka buat poster yang isinya tentang plastik. Mengapa harus dikurangi dan dampak buat lingkungan.


Lebih baik kalau ada sampah plastik mending di daur ulang, dijadikan produk kreatif," kata Alisa.


Proyek yang ia kembangkan adalah membuat sosialisasi ke masyrarakat tentang bahaya sampah plastik.

Lain Charlize lain pula yang dilakukan Alisa Araminta dari SDN Kaliasin 1 Surabaya.


"Aku buat baju dari bungkus snack yang aku makan. Aku bikin baju buat boneka. Ada juga baju yang aku bikin untuk manusia sesusia aku juga, buat fashion show," ulas bocah yang kerap aktif di dunia modelling ini.


Untuk Charlize sendiri, ia menyesuaikan kampanye yang ia lakukan dengan hobinya sendiri, yaitu mendesain baju.


Setiap kader lingkungan ini memiliki proyek tertentu yang dijadikan fokus kerja.


"Nggak jauh-jauh, mulai ke saudara, dan teman-teman di sekolah. Kayak jangan buang sampah sembarangan, jangan pakai kantong plastik kalau belanja dan mengumpulkan barang-barang bekas untuk didaur ulang," ucap Charlize.


Charlize mengaku aktif melakukan edukasi ke orang-orang terdekat tentang pentingnya menjaga lingkungan.


Salah satunya adalah Charlize Cahyadi. Siswa kelas 6 SD Theresia 2.


SURYA.co.id mencoba 'mengorek', apa saja yang membuat mereka yang dinobatkan sebagai putri dan pangeran lingkungan hidup Surabaya.


Ya, mereka adalah kader lingkungan yang tersebar di sekolah SD, SMP dan SMA Kota Surabaya.


Meski masih usia belia jangan remehkan peran para siswa SD satu ini dalam merawat lingkungan dan aware terhadap sampah yang ada di sekitar mereka.


Plastik Oxium Terurai dalam Dua Tahun | jual spunbond

Dengan inovasi yang dilakukan PT Tirta Marta ini, asosiasi pengelolaan sampah Indonesia atau InSWA pun memberikan sertifikasi Green Label pada produk plastik Oxium. "Dengan menggunakan plastik terurai, sampah plastik diharapkan tidak lagi menumpuk, menghambat saluran air, dan tanah dapat berfungsi kembali sebagai penyerap air hujan," Sugianto menjelaskan.


Untuk sampah plastik retail modern mencapai 35.000 ton/hari. Coba bandingkan dengan total konsumsi plastik di Indonesia yang mencapai 3 juta ton/hari, jelas PR kita masih banyak," tandasnya.


Menurut Sugianto, upayanya ini memang merupakan langkah kecil dalam menyelamatkan lingkungan karena masih banyak penggunaan plastik lainnya yang masih belum dijangkau Oxium.


"Ke depannya kita masih berusaha mendekati untuk penggunaan plastik produk kemasan," ujarnya.


Retailer di beberapa kota besar telah menggunakan Oxium sebagai shopping bag, seperti Carrefour, Indomaret, Alfamart, Superindo, Hero, Giant, Gramedia, Zara, Time Zone, Kemchicks, Guardian, dan Premium Factory Outlet.


"Dari mana Oxium ini terbentuk? Kalau itu saya tidak bisa beritahu yang jelas bahan baku Oxium ini berasal dari manusia, jadi bisa dipastikan aman," ungkap Sugianto.


Oleh karena itu, melalui perusahannya, PT Mitra Tirta, Sugianto kemudian mengembangkan produk plastik yang ditambahkan Oxium. Oxium merupakan aditif yang dapat mempercepat terjadinya proses degradasi plastik dalam waktu 2 tahun melalui oksidasi, thermal, dan fotodegradasi.


"Dengan demikian yang harus dilakukan saat ini adalah bukan memusuhi plastik, tapi mempercepat proses penguraian plastik, yang awalnya ribuan tahun jadi bisa lebih singkat," ujarnya kepada pers.


Lanjutnya, bahan plastik sering kali menjadi kambing hitam, karena dianggap merusak lingkungan. Akan tetapi, manusia sebenarnya tidak dapat memungkiri bahwa plastik masih menjadi bahan kemasan favorit.


Hal ini karena plastik memiliki karakter berbiaya murah, berbobot ringan, praktis, dan tidak mudah pecah.


"Banyak orang menyalahkan plastik karena non-organik. Itu salah. Justru plastik itu organik. Hanya memang sulit terurai dia bisa diurai 500-1000 tahun lamanya. Ini yang jadi masalah kenapa plastik itu tidak ramah lingkungan bukan karena dia non organik," ujar Presiden Direktur PT Tirta Marta, Sugianto Tandio, Selasa (31/8/2010), saat jumpa pers di Grand Indonesia, Jakarta.


Banyak orang beranggapan plastik adalah bahan non-organik yang berasal dari petroleum. Padahal, petroleum itu sendiri berasal dari plankton-plaknton yang kemudian menjadi minyak bumi dan akhirnya dijadikan bahan dasar plastik.

GERAI SUPER INDO DI BOGOR BERLAKUKAN “KANTONG PLASTIK TIDAK GRATIS” | jual spunbond


Selama masa uji coba di Kota Bogor, Super Indo memberikan diskon untuk pembelian tas belanja sebesar 20%. “Kami dorong pelanggan untuk lebih mencintai penggunaan tas belanja pakai ulang, ketimbang kantong kresek. Karena lebih cantik belanja tanpa kantong plastik,” imbuh D. Yuvlinda Susanta.


Sebagaimana diketahui bersama, pemerintah telah menetapkan harga kantong plastik adalah sebesar minimal Rp 200/kantong untuk semua ukuran dan berlaku secara nasional. Uji coba ini akan dievaluasi dalam masa 3 bulan, untuk menentukan pengembangan aturan selanjutnya. Selain itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai leading sector dalam uji coba aturan Kantong Plastik Tidak Gratis, telah menetapkan standar spesifikasi kantong plastik Tidak Gratis adalah oxo-degradable (oxium) dan SNI.


Ditambahkan lagi oleh D. Yuvlinda Susanta, Department Head of Corporate Communication & Sustainability, “Super Indo menyambut baik aturan pemerintah akan plastik berbayar ini. Jika plastik tidak gratis, pelanggan kami bisa lebih termotivasi dalam mengurangi penggunaan kantong plastik. Perlakuan yang fair kami aplikasikan di gerai-gerai Super Indo, jadi ada insentif dan disinsentif bagi penggunaan kantong plastik sekali pakai. Namun intinya, kami mengajak para pelanggan untuk berlaku bijak dalam penggunaan kantong kresek tersebut”.


Program uji coba Kantong Plastik Tidak Gratis ini didukung penuh oleh Super Indo. Sebagaimana disampaikan bapak Wirawan Winarto, VP Operations Super Indo “Super Indo telah menjadikan upaya-upaya pengurangan sampah sebagai bagian dari operasional supermarket kami. Di Super Indo, pelanggan memiliki pilihan untuk menggunakan kantong belanja pakai ulang atau menggunakan kardus yang telah disiapkan kasir-kasir kami.


Bagi pelanggan yang tidak menggunakan kantong plastik, Super Indo memberikan insentif berupa cash back*. Hal ini merupakan sebagian dari program-program Super Indo dalam rangka mengajak pelanggan untuk mulai meninggalkan kantong plastik”.


Supermarket Super Indo memberlakukan “Kantong Plastik Tidak Gratis” sebagai wujud dukungan pemerintah yang menerapkan uji coba kantong plastik berbayar secara nasional. Peluncuran uji coba secara nasional akan berlangsung di Super Indo Dago, Kota Bandung. Sementara itu, Walikota Bogor, Bima Arya hadir di Super Indo Pahlawan, Kota Bogor untuk melakukan simulasi belanja di gerai Super Indo tersebut. Dalam simulasi tersebut, bapak Walikota menguji secara langsung implementasi aturan kantong plastik berbayar di gerai ritel modern, Super Indo.


 
 
 

Comments


Goodybag BSD

Also Featured In

    Like what you read? Donate now and help me provide fresh news and analysis for my readers   

Donate with PayPal

© 2023 by "This Just In". Proudly created with Wix.com

bottom of page