top of page

"I Choose to Reuse" Eco Campaign Super Indo mengurangi sampah plastik

  • Writer: ratna tia
    ratna tia
  • Aug 24, 2017
  • 6 min read

Super Indo mengadakan kampanye peduli lingkungan | goody bag kreatif


Super Indo percaya bahwa apa yang dilakukannya tidak hanya sekedar menjual produk saja, tapi juga berkomitmen untuk memberi nilai lebih pada kehidupan. Super Indo ingin pelanggan dapat menemukan konsep belanja sehat, hemat, terjangkau dan tentunya ramah bagi lingkungan. Dengan berbelanja menggunakan reusable bag, pelanggan dapat menyalurkan komitmennya untuk mengurangi kantong plastik setiap berbelanja. Tidak hanya itu, Super Indo memberikan cashback setiap kali pelanggan berbelanja menggunakan reusable bag di Super Indo.


Pada tahun 2008 Super Indo mulai meluncurkan program eco campaign bertemakan Lindungi Lingkungan Kita. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pada kelestarian lingkungan dengan mengurangi penggunaan kantong plastik.


Tahun ini, dengan mengusung tema “I Choose to Reuse” Super Indo meningkatkan program tersebut dengan mengajak pelanggan berpartisipasi lebih aktif. Caranya sangat mudah, cukup berbelanja tanpa menggunakan kantong plastik, pelanggan bisa mendapatkan uang kembali* (cash back). Dimana cash back tersebut bisa digunakan untuk memotong nilai total belanja atau didonasikan melalui Yayasan Perisai (Pusat Pengembangan Riset Sampah Indonesia) yang berada di bawah naungan InSWA, Indonesia Solid Waste Association. Dengan kemasan program yang lebih menarik ini, diharapkan pelanggan pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya lebih termotivasi untuk peduli lingkungan secara nyata.


“Setiap kegiatan yang kami lakukan selalu kami dedikasikan untuk kepentingan komunitas dan lingkungan dimana Super Indo beroperasi. Ini adalah upaya kami untuk bisa lebih dekat dengan masyarakat sekitar yang juga merupakan pelanggan kami. Pengurangan sampah, khususnya plastik dan polystyrene, menjadi salah satu perhatian kami dan menjadi bagian dari Sustainability Super Indo.


Kami akan terus bekerja besama masyarakat, pemerintah dan mitra bisnis kami untuk memberikan yang terbaik,” papar Melanie Dharmosetio, Vice President Sustainability, Organizational Development & HR PT. Lion Super Indo.


“Untuk masalah lingkungan, kami yakin setiap orang adalah agen perubahan yang mempunyai peran penting bagi terciptanya kondisi lingkungan yang lebih baik di masa kini maupun yang akan datang. Karenanya, dengan kampanye yang mengajak partisipasi aktif semua pihak, tak terkecuali pemerintah dan rekan usaha Super Indo, kami ingin masing-masing individu berkomitmen.


Lalu kemudian bisa menularkan kebiasaan-kebiasaan baik, ramah lingkungan, kepada keluarga dan komunitasnya,” jelas D. Yuvlinda Susanta, Department Head of Corporate Communications & Sustainability PT. Lion Super Indo di sela-sela kegiatan kampanye penggunaan tas belanja dan wadah pakai ulang.


Berbagai kegiatan menarik juga disuguhkan dalam acara yang dilaksanakan pagi hari di area car free day Bundaran HI ini, diantaranya senam Gangnam Style, talkshow bersama Puteri Indonesia Lingkungan 2013 (Runner-up I Putri Indonesia 2013), Marisa Sartika Maladewi, pengumpulan lebih dari 2013 komitmen bersama untuk menggunakan kantong belanja dan wadah pakai ulang, serta pencapaian Rekor MURI dan Dunia untuk Monster Sampah yang terunik dan tertinggi.


Acara ini terbuka untuk umum, dimana setiap orang bisa menukarkan 5 sampah kantong plastik dan/atau wadah polystyrene dengan kantong belanja pakai ulang (reusable bag) Super Indo, uniknya dari sampah yang terkumpul tersebut, oleh tim kreatif dibentuk Monster Sampah yang mampu memecahkan rekor MURI dan Dunia.


Minggu, 24 Februari 2013. Didasari atas keinginan untuk berkontribusi dalam pelestarian lingkungan sekaligus memperingati Hari Peduli Sampah Nasional, Super Indo mengadakan kampanye peduli lingkungan dengan aksi nyata bertemakan “I Choose to Reuse”.


Sebuah komitmen akbar dari masyarakat untuk mengurangi pengunaan kantong plastik dan wadah berbahan polystyrene (styrofoam). Melalui kampanye ini Super Indo mengajak masyarakat untuk mulai menggunakan tas belanja pakai ulang dan wadah makanan atau minuman yang bisa digunakan kembali (bukan sekali pakai).


Saat ini hampir semua barang terbuat dari plastik mulai dari mainan anak-anak, peralatan dapur, peralatan makan, hingga kantong plastik. Setiap harinya ibukota Jakarta yang dihuni oleh 9,5 juta penduduk menghasilkan sampah 6000 ton sampah setiap harinya. 15% jumlah tersebut adalah sampah plastik. Sudah saatnya kampanye pengurangan sampah diikuti oleh aksi nyata dari semua pihak, masyarakat, pemerintah, dan bidang usaha.



Belanja Tanpa Kantong Plastik | goody bag kreatif


Saya membayangkan seandainya semua komplek perumahan memberlakukan program "Tanpa Kantong Plastik" ini, berapa banyak sampah plastik bisa kita kurangi di bumi ini? Semua bisa dimulai dari kita sendiri, di lingkungan kita sendiri.


Menurut saya cara ini cukup efektif untuk mengurangi sampah plastik di muka bumi ini. Dan sekarang ide ini mulai akan diterapkan di Tojasera yang ada di komplek saya tinggal. Mudah-mudahan program ini bisa berjalan lancar dan bisa diikuti oleh komplek-komplek perumahan lain.


Pusat grosir yang merupakan cabang dari Jakarta ini juga menerapkan program belanja tanpa kantong plastik. Artinya kalau kita belanja di pusat grosir itu kita harus membawa kantong belanja khusus yang setiap saat kita bawa jika belanja. Kalau tidak salah waktu itu harga kantong belanja itu sekitar 10 ribu rupiah.


Sebenarnya ide semacam ini pernah saya temui di salah satu pusat grosir di kota Balikpapan.


Dan kalau melihat tas plastik daur ulang yang nantinya akan dipakai di Tojasera itu, saya yakin talinya tidak akan putus karena bahannya tebal dan jahitannya kokoh.


Selain itu pada bagian dalam tas ternyata terdapat sekat, yang maksudnya untuk memisahkan barang belanjaan yang berupa makanan dan non makanan. Praktis dan simple. Dan yang pasti akan mengurangi sampah plastik di lingkungan komplek.


Malah mengganggu kenyamanan saya dalam berkendara. Bisa-bisa malah celaka dijalan, sudah tas kreseknya banyak bergantungan di stang, putus lagi ditengah jalan hingga barang belanjaan kita berantakan. Repot bukan? Karena itulah saya suka yang praktis-praktis saja.


Dan kalau hanya belanja sedikit dengan kendaraan roda dua, saya cuek aja dengan belanjaan saya yang hanya satu kantong kresek dengan rupa-rupa belanjaan jadi satu. Itu lebih praktis daripada harus membawa berkantong-kantong kresek di gantung di stang motor saya.


Saya saja kalau berbelanja lumayan banyak hingga perlu membawa kendaraan roda empat, saya geletakkan saja barang-barang belanjaan saya yang di kardus begitu saja dalam bagasi.


Semua bercampur baur antara makanan dan non makanan. Bahkan sering baru saya bongkar belanjaan saya keesokan harinya, toh saya sehat-sehat saja.


Memangnya perlu berapa lama membawa barang belanjaan dari toko sampai ke rumah sehingga takut untuk terkontaminasi antara bahan makanan dengan bahan non makanan.


Kita harus membawa buntalan tas kresek yang begitu banyak karena terkadang petugas mengisi satu tas kresek yang belum penuh dan mengambil tak kresek lain hanya karena beda jenis belanjaanya. Benar-benar pemborosan menurut saya.


Kesannya memang aneh ya, tapi menurut saya malah praktis dan tidak ribet. Justru yang senang pakai tas kresek apalagi bila dipilah-pilah sesuai jenisnya itulah yang membuat ribet.


Oleh karena sampah plastik susah diurai, maka saya lebih senang meminta belanjaan saya ditaruh saja dalam kardus bekas. Tak perlu pakai tas kresek lagi dan tidak perlu dipilah-pilah sesuai jenisnya. Biarlah barang saya bercampur dalam satu kardus.


Sampah plastik seyogyanya tidak dibuang sembarangan karena bisa mencemari lingkungan. Untuk itulah biasanya sampah plastik didaur ulang menjadi tas kresek hitam atau ember plastik yang juga berwarna hitam.


Sampah plastik ini akan mampu bertahan lama hingga puluhan tahun bahkan lebih. Inilah bedanya dengan sampah organik yang kalau kita tanam di tanah justru akan mudah diurai oleh bakteri tanah sehingga mampu membuat tanah menjadi subur.


Seperti kita ketahui sampah plastik termasuk kategori sampah anorganik. Sulit untuk diurai di dalam tanah. Itu artinya bahwa semua sampah yang berbahan plastik tidak dapat dihancurkan oleh bakteri tanah. Sampah plastik akan tetap bertahan seperti wujud aslinya, meskipun sudah kita tanam dalam tanah.

"Itu contohnya ada di belakang ibu!", kata petugas kasir itu lagi sambil menunjuk ke bagian tumpukan keranjang belanja yang tepat berada di belakang saya.


Walaupun masih belum jelas dengan maksud pengumuman itu, toh saya dan kakak saya tetap tidak mengurungkan belanja di tempat itu. Kami tetap masuk ke Tojasera, mengambil keranjang belanja dan mulai berbelanja. Saya hanya berpikir bahwa kalau saya hendak belanja di tempat itu, saya harus membawa kantong plastik sendiri atau kalau tidak saya harus menyediakan ekstra rupiah guna membayar kantong plastik.


Karena penasaran saya bukannya langsung menuju ke dalam Tojasera tujuan awal kedatangan saya, melainkan langsung menuju ke spanduk itu. "Tanpa Kantong Plastik, kantong plastik disediakan namun tidak gratis". Namanya juga ibu-ibu, kalau sudah baca tulisan yang ada embel-embel "tidak gratis", pastilah sedikit mengernyitkan dahi. Saya baca dengan seksama, tapi tetap belum begitu jelas maksud dari isi pengumuman di spanduk itu.


Kemarin saya mengantarkan kakak ipar saya belanja di Tojasera (Toko Jajanan Serba Ada) yang berada di dalam komplek. Sampai di pelataran parkir Tojasera, saya lihat sebuah spanduk lumayan besar terpampang di dinding kaca Tojasera. Warnanya lumayan menyolok, kuning kehijau-hijauan. Dari tempat parkir yang berjarak sekitar 10 meter itu, yang sangat jelas terbaca di spanduk itu hanya tulisan "Tanpa Kantong Plastik" yang memang dicetak secara tebal dan lebih besar dibanding tulisan lainnya.


Gunakan Tas Belanjamu Sendiri | goody bag kreatif


PESAN untuk para pemilik ataupun pengelola toko, supermarket, pasar, restoran, kios, factory outlet, dll. Tolong ya, agar para pelanggan yang membeli produk di tempat Anda selalu diberi kemasan, wadah, atau tas kantung belanja yang ramah lingkungan. Jadi, kita tidak harus mengeluarkan uang untuk dapat tas belanja berlogo toko. Nanti setiap pelanggan yang bawa tas belanja sendiri bisa dapat bonus atau diskon, sementara bagi yang tidak bawa, kena charge sekian rupiah.


Dengan membawa tas belanja sendiri, kita turut mengurangi populasi sampah kantung plastik yang berpotensi merusak lingkungan.


sekarang sudah cukup banyak toko retail yang telah menggunakanecoplastic atau plastik degradable. Periode kantung plastiknya hancur di tanah, antara 8 minggu hingga dua tahun, tergantung pada jenis tanah. Apabila kita punya banyak kantung plastik di rumah juga bisa kita pakai kembali untuk belanja barang-barang yang masih membutuhkan plastik sebagai tempatnya, misalnya untuk beli telur, buah, dan sayur. Hal ini termasuk prinsip REDUCE alias MENGURANGI dan REUSE alias MENGGUNAKAN ULANG.


Selain tas Giant, saya juga punya tas belanja Superindo, bentuknya kotak, terbuat dari bahan karung plastik dengan slogan "Lindungi Lingkungan Kita". Ada sisi samping ada tempat untuk menaruh botol-botol, jadi botol tidak mudah jatuh.


Tas belanja di bawah ini merupakan karya desainer Adjie Notonegoro. Keren, terbuat dari karung goni yang dijahit handmade, ditambah gambar yg diprint di kain. Ada slogan, "I Help Save Mother Nature, I Say No To Plastic Today !" Cara pakainya bisa dicanglong di bahu atau dijinjing pakai tangan. Yang mengeluarkan tas ini adalah hipermarket Giant, dengan harga 49.900 rupiah (kalau tidak salah). Jadi, saya kalau mau belanja ke Giant selalu mengusahakan membawa 2 buah tas karung ini.



 
 
 

Comments


Goodybag BSD

Also Featured In

    Like what you read? Donate now and help me provide fresh news and analysis for my readers   

Donate with PayPal

© 2023 by "This Just In". Proudly created with Wix.com

bottom of page