Ritel Modern Dukung Program Plastik Tidak Gratis
- ratna tia
- Aug 16, 2017
- 4 min read
Peritel modern mendukung program uji coba peraturan kantong plastik tidak gratis | goody bag company

Yuvlinda menambahkan selama masa uji coba di Bandung ini, Super Indo memberikan diskon sebesar 20% untuk pembelian tas belanja pakai ulang.
'kami dorong pelanggan untuk lebih mencintai penggunaan tas belanja pakai ulang, dibandingkan kantong kresek," ujarnya.
Adapun uji coba ini akan dievaluasi dalam masa 3 bulan, untuk menentukan pengembangan aturan selanjutnya.
Selain itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai leading sector dalam uji coba aturan kantong plastik tidak gratis ini juga telah menetapkan standar spesifikasi kantong plastik tidak gratis adalah oxo-degradable (oxium) dan SNI.
"Ada insentif dan disinsentif bagi penggunaan kantong plastik sekalai pakai. Namun intinya, kami mengajak para pelanggan untuk berlaku bijak dalam penggunaan kantong kresek tersebut," ujarnya.
Pemerintah telah menetapkan harga kantong plastik adalah sebesar minimal Rp200 per kantong untuk semua ukuran dan berlaku secara nasional.
"Jika plastik tidak gratis, pelanggan kami bisa lebih termotivasi dalam mengurangi penggunaan kantong plastik," ujarnya.
Ia menambahkan Super Indo juga mengaplikasikan perlakuan yang fair di gerai-gerai Super Indo.
"Hal ini merupakan sebagian dari program-program Super Indoe dalam rangka mengajak pelanggan untuk mulai meninggalkan kantong plastik," ujarnya.
Sementara itu, D. Yuvlinda Susanta, Department Head of Corporate Communication & Sustainability Super Indo, mengatakan Super Indo menyambut baik aturan pemerintah akan plastik berbayar ini.
"Di Super Indo, pelanggan memiliki pilihan untuk menggunakan kantong belanja pakai ulang atau menggunakan kardus yang telah disiapkan kasir-kasir kami," ujar Wirawan.
Selain itu, bagi pelanggan yang tidak menggunakan kantong plastik, Super Indo memberikan insentif berupa cash back.
Salah satunya, supermarket Super Indo yang menjadi tuan rumah Peresmian Uji Coba Pemberlakuan Kantong Plastik Tidak Gratis yang berlokasi di Dago Bandung ini juga memberikan berbagai program untuk konsumen terkait program ini.
VP Operations Super Indo, Wirawan Winarto mengatakan Super Indo telah menjadikan upaya-upaya pengurangan sampah sebagai bagian dari operasional supermarket.
Peritel modern mendukung program uji coba peraturan kantong plastik tidak gratis yang diluncurkan di Kota Bandung pada Minggu (21/2/2016).
Membawa Tas Belanja Pribadi Dapat Mengurangi Banyaknya Sampah Plastik | goody bag company
Sebaiknya para kaum ibu saat berbelanja ke Pasar Tradisional kembalimembawa tas belanja pribadi. Memang kadang-kadang akan malas dan terkesan kuno membawa tas belanja pribadi. Namun, denga membawa tas belanja pribadi dapat mengurangi sampah plastik berupa tas kresek yang dihasilkan setiap harinya saat transaksi jual beli di pasar tradisional. Sedangkan bila kita ke supermarket lebih baik membawa tas belanja pribadi yang berbentuk tas kain supaya lebih fleksibel. Kurangi sampah plastik, untuk bumi yang lebih baik.
Tas kresek yang terbuat dari bahan plastik bila ditimbun ditanah tidak akan hancur dalam jangka waktu ratusan tahun. Sangat susah untuk diurai oleh mikroorganisme yang ada dalam tanah. Sedangkan, plastik apabila dibuang ke aliran sungai akan menyebabkan banjir. Bila saat berbelanja para ibu menghasilkan sampah plastik tentu di tempat pembuangan sampah bisa dipastikan sampah plastik akan menjadi gunungan bukit.
Tas kresek umumnya setelah selesai digunakan oleh seseorang langsung dibuang begitu saja. Bila seorang ibu-bi bisa membawa satu hingga lebih tas kresek saat berbelanja. Mungkin bisa ratusan jumlah tas kresek yang akan dibuang dan tidak dipergunakan lagi akan menjadi sampah. Ini baru perkiraan jumlah tas kresek yang akan dibuang. Bila dalam suatu kota terdapat banyak pasar tradisional bisa saja sampah plastik hasil pembuangan tas kresek per harinya akan menjadi ribuan bahkan jutaan kubik.
Sebenarnya tidak ada barang yang aneh saat para kaum hawa ini berbelanja kebutuhan sehari-hari rumah tangga mereka. Hal yang menjadi perhatian penulis adalah para kaum hawa dizaman yang sudah sangat modern ini sangat jarang sekali yang membawa tas belanja sendiri. Bisa dihitung dengan jari para kaum wanita yang membawa tas belanja pribadi. Kebanyakan dari mereka lebih suka menggunakan tas kresek plastik yang diberikan pedagang di Pasar saat melakukan transaksi jual beli .
Beberapa waktu yang lalu penulis sedang mencari buah pisang untuk dikonsumsi sehari-hari di sebuah Pasar. Tak sengaja penulis memperhatikan para kaum hawa yang didominasi oleh ibu rumah tangga berbelanja kebutuhan sehari hari seperti daging ayam, daging ikan, sayur-mayur, buah-buahan, hingga bumbu masak.
Perkembangan zaman telah merubah kebiasaan-kebiasaan lama seseorang yang awalnya tidak praktis menjadi lebih mudah. Namun, perubahan selamanya tidak mendatangkan sebuah kebaikan dalam jangka panjang. Sebuah perubahan dapat membuat efek domino yang bisa mendatangkan bahaya yang jauh lebih besar daripada kemudahan semua yang didapatkan.Salah satunya adalah tradisi berbelanja yang dilakukan kaum ibu ketika sedang berkunjung ke pasar tradisional.
YLKI nilai pengganti kantong plastik di supermarket masih mahal | goody bag company
"Konsumen malah menyarankan untuk meniadakan kantong plastik atau menyediakan kantong alternatif belanja. Namun pemerintah juga perlu sosialisasi agar kebijakan ini bisa efektif dan bisa mengubah perilaku masyarakat secara signifikan," pungkas dia.
Dia pun mengimbau agar pemerintah bisa melakukan sosialisasi lebih dalam kepada masyarakat agar mau beralih menggunakan kantong belanja alternatif lain sebagai pengganti dari plastik.
Sayangnya, belum semua ritel menyediakan kantong belanja alternatif. Pemakaian kardus bekas sebagai alternatif juga masih belum tersedia di seluruh ritel.
"Ya (harganya) memang relatif lebih mahal tapi kalau bisa dipakai berulang-ulang kan tidak masalah. Kantong itu yang dibuat permanen tentu harus dibuat dengan harga yang lebih mahal agar lebih kuat," ujar Tulus di kantornya, Jakarta, Rabu (13/4).
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan kantong belanja alternatif yang disediakan masih relatif mahal. Bahkan, kantong belanja alternatif yang disediakan di pusat perbelanjaan bisa mencapai Rp 4.900 sampai Rp 69.900.
Pemerintah telah menerapkan kebijakan kantong plastik berbayar paa pertengahan Februari 2016, untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan akibat penggunaan plastik. Untuk itu, setiap ritel diharuskan menyediakan kantong belanja alternatif agar konsumen bisa mengurangi penggunaan kantong plastik.
Comments