Toko Modern Harus Gunakan Plastik Ramah Lingkungan
- ratna tia
- Jul 12, 2017
- 5 min read
Toko modern di Jakarta yang tidak menyediakan kantong plastik ramah lingkungan akan dikenakan sanksi | tas promosi

Basuki mengatakan, dengan menggunakan plastik ramah lingkungan seharga Rp 800-1.000 per buah, toko modern akan membebankan ke konsumen. "Karena mahal, pasti dia nggak bisa menyediakan kantong plastik secara gratis dan minta fee dari pelanggan," katanya. Kebijakan ini lebih dulu akan diterapkan di toko modern.
Selama sosialisasi sanksi belum diberlakukan. Namun ke depan tidak hanya sanksi denda, tapi juga akan dilakukan penutupan kepada toko yang melanggar.
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) bersama dengan Dinas Kebersihan DKI akan melakukan pemantauan atas ketentuan tersebut. "Saya juga akan minta BPLHD merazia selama tiga bulan. Kalau ketemu menyediakan sampah plastik tak ramah lingkungan, didenda setor rekening Bank DKI," ujarnya.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan akan melakukan sosialisasi selama tiga bulan kepada pengusaha retail atas aturan tersebut. Sosialisasi berkaitan dengan surat edaran tentang plastik berbayar dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Jadi kalau toko-toko modern tak menyediakan kantong plastik ramah lingkungan, akan dikenakan sanksi Rp 5-25 juta," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (23/2) dalam laman resmi Pemprov DKI.
Toko modern di Jakarta yang tidak menyediakan kantong plastik ramah lingkungan akan dikenakan sanksi. Dendanya Rp 5-25 juta.
Ancaman itu diatur Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah. Perda tersebut mengatur agar toko modern menggunakan kantong plastik ramah lingkungan.
( Baca : Kurangi Sampah, Ridwan Kamil Bagikan Kantong Plastik Ramah Lingkungan )
Produksi Plastik Ramah Lingkungan Didorong | tas promosi
Pada kesempatan sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pemerintah akan mengeluarkan kebijakan supaya penggunaan non-plastik ini bisa dipergunakan lebih luas. “Karena ini berkaitan dengan masalah lingkungan,” tegasnya.
Luhut menambahkan, Indonesia sedang bekerja keras memerangi sampah plastik. Sebagian besar sumber sampah plastik itu berasal dari botol PET, kemasan flexible, dan kantong belanja plastik. Hingga akhir tahun 2016 lalu, Indonesia tercatat sebagai kontributor sampah plastik di laut urutan kedua terbesar di dunia.
“Kalau bisa, dalam waktu dua tahun ini, produknya 10 kali lipat makin banyak. Jadi, tidak hanya menggantikan untuk shopping bag tetapi juga packaging secara keseluruhan, dan tidak hanya di pasar modern tetapi juga tradisional,” papar Airlangga.
Pemerintah menyadari bahwa tidak akan bisa untuk menghapus penggunaan produk plastik secara keseluruhan. Namun, yang paling memungkinkan adalah memakai ulang plastik (reuse), mengurangi pemakaian plastik (reduce), mendaur ulang sampah plastik (recycle), serta mengembalikan ke alam (return) melalui penguraian alami (biodegradable).
Adapun Biodegradable plastic merupakan inovasi baru, produknya berupa kantong serupa plastik namun tidak memakai polyethylene ataupun polypropylene, sebagaimana plastik konvensional. Biodegradable plastic yang diproduksi oleh dua produsen tersebut menggunakan bahan dasar nabati, yaitu singkong.
Saat ini, konsumsi plastik di Indonesia mencapai lima juta ton per tahun dan baru 50 persen yang bisa dipenuhi dari industri dalam negeri. Pemanfaatan plastik lebih banyak diserap oleh industri makanan dan minuman sebagai pengemasan produknya. Pasalnya, sifat plastik yang lebih ringan, fleksibel, dan murah dibandingkan dari material kaca dan logam.
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartato akan memacu peningkatan produksi biodegradable plastic hingga lima persen dari jumlah kapasitas nasional saat ini sebesar 200 ribu ton per tahun. Itu untuk menggantikan plastik konvensional yang tak ramah lingkungan.
“Kami mendukung pabrik ini agar terus ekspansi dan mengembangkan teknologinya. Bahkan, potensi investasinya masih cukup besar,” ungkap Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto saat kunjungan ke PT Inter Aneka Lestari Kimia dan PT Harapan Interaksi Swadaya di Tangerang, Banten, awal pekan ini.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meminta produsen biodegradable plastic atau plastik yang mudah terurai secara alami, meningkatkan produksinya untuk mendorong pertumbuhan industri secara berkelanjutan dan ramah lingkungan. Hal itu diharapkan industri dapat berkontribusi signifikan bagi pelestarian lingkungan hidup.
Biodegradable Plastik Ramah Lingkungan | tas promosi
Kantong plastik ecoplas berasal dari bahan baku tepung, sedangkan di Indonesia kantong plastik ecoplas lebih banyak berasal dari singkong. Kantong plastik ecoplas yang berasal dari singkong dijual dengan harga hanya 120%-130% dari harga plastik biasa, harga keekonomian ini masi bisa diturunkan jika produksi dilakukan secara masal.
Peluang mengembangkan plastik biodegradable di Indonesia masi terbuka luas mengingat konsumsi plastik yang terus berkembang, potensi bahan baku yang cukup tinggi dengan didukung oleh riset dan pengembangan yang sudah dikuasai oleh tenaga ahli dalam negeri.
Indonesia sendiri mempunyai potensi sumber karbohidrat yang sangat banyak seperti ubi kayu, sagu yang belum dimanfaatkan secara optimal. Potensi tersebut dapat digunakan sebagai peluang untuk memberikan nilai tambah sebagai bahan dasar dalam pembuatan kemasan plastik yang ramah lingkungan di Indonesia juga dapat memacu tumbuh kembangnya sektor-sektor lain seperti ekonomi, lingkungan, pertanian dan iptek.
Sedangkan sudah ada dua jenis kantong plastik degradable yang ada saat ini, yaitu kantong plastik ecoplas dan kantong plastik oxo-degradable. Kantong ecoplas adalah kantong plastik yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan, sedangkan kantong plastik oxo-degradable adalah kantong plastik dari bahan biasa dengan penambahan zat adiktif yang dapat mempercepat proses oksidasi kantong plastik tersebut.
Untuk mendukung plastik biodegradable ini diperlukan kerjasama oleh banyak pihak untuk mendukung penerapan plstik biodegradable mengantikan plastik konvensional. Penggunaan skala besar plastik berbahan biodegradable ini akan membantu mengurangi pengunaan minyak bumi, gas alam dan sumber mineral lainya serta turut berkontribusi menyelamatkan lingkungan.
Sedangakan, produksi kantong plastik mudah terurai di Indonesia kini mencapai 1,5 juta lembar setiap bulan. Kinerja produksi itu didorong konsumsi pusat perbelanjaan di kota-kota besar yang mulai beralih dari penggunaan kantong plastik biasa ke produk ramah lingkungan.
Di Indonesia, saat ini sudah ada tiga puluh perusahaan ritel yang menggunakan kantong plastik biodegradable dengan konsumsi mencapai 500.000 unit setiap bulan. Sementara setiap tahun konsumsinya terus meningkat sekitar 1%-2% dari produksi kantong plastik standar.
Sementara itu, penggunaan di Indonesia masih ketinggalan padahal potensi bahan baku pembuatan plastik biodegradable sangat besar di Indonesia. Tampaknya perlu dukungan dari semua pihak terutama pemerintah selaku regulator, industry kimia dan proses, serta kesadaran dari masyarakat.
Yang lebih mengerikan, tas plastik ternyata membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai sempurna, yakni sekitar 500 hingga 1000 tahun. Bayangkan saja berapa banyak sampah plastik yang membusuk? Bisa kita bayangkan betapa besar dampak negatif dari sampah plastik terhadap lingkungan. sudah tentu itu akan sangat mengganggu kelestarian bumi kita.
Sedangkan, untuk proses pembuatan plastik memerlukan empat kali lipat energi dari proses memproduksi tas plastik. Tentu saja hal ini menyebabkan pemborosan energi. Selain itu, sekitar 60 juta barel minyak tiap tahunnya digunakan untuk mengolah bahan plastik. Namun sekarang ada energy terbaharukan yaitu biodegradable.
Pengunaan plastik sebagai bahan pengemas menghadapi berbagai persoalan lingkungan. Namun, banyak masyarakat yang belum menyadari risiko dari limbah plastik. limbah plastik yang tidak dapat diurai mikroba dalam tanah secara cepat menimbulkan lingkungan yang tidak sehat.
Memang tas plastik bekas sebagian akan terurai dalam bentuk karbondioksida, air, dan kompos dalam waktu satu atau dua bulan. Namun, kita juga perlu ingat akan kandungan kimia dalam kantong plastik yang dapat menyebabkan keracunan. Salah satu yang paling berbahaya adalah tinta tas plastik.
Biodegradable plastik adalah plastik yang akan terurai di alam dengan bantuan mikroorganisme. Biodegradasi dari plastik dapat dicapai dengan mengaktifkan mikroorganisme di lingkungan untuk memetabolisme struktur molekul film plastik.
Comentarios