top of page

Benahi Masalah Sampah Plastik, Pemerintah Harus Ubah Sistem

  • Writer: ratna tia
    ratna tia
  • Jul 11, 2017
  • 5 min read

Penerapan kantong plastik berbayar belum terlihat efektif | spunbond sablon




Berdasarkan data penelitian LAPI IPB pada tahun 2008 dijelaskan bahwa hampir seluruh kemasan plastik minuman (lebih dari 96 persen) sudah didaur ulang.


perwakilan FLAIPPP Rachmat Hidayat menjelaskan, tindakan dari pihak swasta saja belum cukup, pemerintah harus terlibat. Pemerintah harus menerapkan sistem pemilahan sampah yang jelas, dan menyediakan infrastruktur pemilahan sampah.


“Kita punya perundang-undangan, ada detil-detil yang bisa dilakukan, pemerintah pusat bekerja harus sesuai jobdesk,” jawab Rachmat terkait solusi permasalahan sampah di Indonesia.


Penerapan kantong plastik berbayar pun belum terlihat efektif. Terakhir, kebijakan cukai terhadap kemasan plastik diperkirakan akan merugikan negara sebesar Rp 528 miliar dalam 1 tahun.


Inaplas bersama dengan Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (Adupi) terus berusaha mengurangi permasalahan sampah di Indonesia, salah satunya pendaur-ulangan kemasan plastik minuman.


Pengurangan konsumsi plastik sendiri dilakukan pemerintah dengan berbagai cara, dimulai dari penerapan kantong plastik berbayar, pembuatan kantung plastik ramah lingkungan, hingga kebijakan cukai terhadap kemasan plastik.


Berbagai cara yang dilakukan pemerintah dianggap belum efektif oleh asosiasi. “Kantung plastik ramah lingkungan biasanya tipis, sehingga jarang diambil pemulung, dan jadinya tidak bisa didaur ulang,” kata Edi.


“Sebenarnya yang harus disalahkan bukan sampah atau plastiknya, tetapi orang yang membuangnya,” kata Edi dalam Forum Lintas Asosiasi Industri Produsen dan Pengguna Plastik (FLAIPPP), di Jakarta, Senin (18/7/2016).


Edi menjelaskan bahwa manajemen permasalahan di Indonesia belum benar, dari bagaimana pemilahan sampah, hingga pembuangan akhir sampah. “Sayangnya di Indonesia, walau di rumah sampah telah dipilah, di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah tersebut akan tercampur lagi,” kata Edi.


Wakil ketua Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) Edi Rivai menjelaskan, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Indonesia pada 2010, komposisi sampah terbanyak di tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang adalah sampah organik dengan porsi 67 persen.


Oleh sebab itu, langkah pemerintah mengambil jalan pintas dalam permasalahan sampah plastik dengan pengurangan konsumsi kurang tepat. Seharusnya pemerintah membenahi sistem pembuangan.


Pengusaha plastik melihat bahwa logika pemerintah untuk menangani permasalahan sampah di Indonesia kurang tepat. Pemerintah selama ini berpikiran bahwa dengan mengurangi konsumsi plastik akan menyebabkan sampah berkurang. Padahal selama ini komposisi terbesar sampah di Indonesia justru sampah organik dan bukan sampah plastik.



Alfamart Siapkan Kampanye “Plastik Tidak Gratis” | spunbond sablon




Hal yang dilakukan yakni menawarkan apakah akan menggunakan kantong plastik atau tidak bagi konsumen yang hanya membeli satu atau dua barang yang kira-kira tidak memerlukan kantong plastik.

“Selain itu, kami sudah memakai bahan kantung plastik yang ramah lingkungan dan mudah terurai,” kata dia.


“Tapi, kami juga berharap ada peran pemerintah untum membantu sosialisasi tentang kebijakan ini,” jelas dia.


Ia mengungkapkan, sebelumnya Alfamart belum pernah melakukan kebijakan serupa. Hanya saja, Alfamart sudah ikut aktif kampanye peduli lingkungan dan pengurangan penggunaan kantong plastik.


( Baca : Kebijakan Kantong Plastik Berbayar, Pengusaha Plastik Diminta Tidak Khawatir )


“Itu pararel. Kita lagi hectic untuk siapkan. Inginnya semua, tapi pasti ada yang beberapa belum siap. Jadi, kita kerja sangat cepat,” lata dia.


Alfamart juga sedang menunggu petunjuk teknis pelaksanaan program tersebut. Hal itu dilakukan sembari sosialisasi ke konsumen dalam masa tiga bulan ke depan. Banyaknya toko juga menjadi kendala untuk menerapkan sistem dengan cepat. Untuk itu, persiapan dilakukan secara bertahap. Ditambah lagi, sosialisasi juga harus dilakukan kepada karyawan Alfamart.


“Itu pararel. Kita lagi hectic untuk siapkan. Inginnya semua, tapi pasti ada yang beberapa belum siap. Jadi, kita kerja sangat cepat,” lata dia.


Alfamart juga sedang menunggu petunjuk teknis pelaksanaan program tersebut. Hal itu dilakukan sembari sosialisasi ke konsumen dalam masa tiga bulan ke depan. Banyaknya toko juga menjadi kendala untuk menerapkan sistem dengan cepat. Untuk itu, persiapan dilakukan secara bertahap. Ditambah lagi, sosialisasi juga harus dilakukan kepada karyawan Alfamart.


Menjelang uji coba penerapan kantung plastik berbayar pada 21 Februari 2016, berbagai persiapan dilakukan oleh toko modern. Alfamart kini sedang menyiapkan sistem yang mendukung.


Regional Corporate Communication Manager PT Sumber Alfaria Trijaya Firly Firlandi mengungkapkan, saat ini Alfamart tengah menyiapkan sistem. Adapun nama kampanye yang digunakan yakni Plastik Tidak Gratis.

Diet Gagal, Kantong Plastik Kembali Gratis | spunbond sablon

Sejauh ini, dikatakannya dampak diberlakukan kantong plastik berbayar di Kota Cirebon belum bisa dilaporkan. Disperindagkop UMKM belum melakukan pengkajian. Apalagi bila hal itu dikaitkan dengan pelestarian lingkungan dari polutan plastik yang proses penguraiannya membutuhkan jangka waktu lama.

“Efesien tidaknya belum ada laporan. Tapi sejauh ini diberlakukannya kantong plastik berbayar tidak ada masalah, konsumen tidak keberatan dengan hanya membayar Rp200,” tukasnya.


Diakuinya, lantaran belum adanya sosialisasi maupun koordinasi dengan instansi terkait seperti Kantor Lingkungan Hidup (KLH), Apindo, asosiasi pengusaha ritel, kantong plastik tersebut masih diberlakukan berbayar. “Rata-rata masih menerapkan itu (berbayar). Tapi kami akan segera mengkomunikasikannya lagi,” kata Agus.


Lebih lanjut, ungkapnya, per 1 Juni 2016 ritel modern anggota Aprindo Puast kembali memberikan kantong plastik gratis, yang ramah lingkungan (ox degradable) kepada konsumen. Atau tidak sama sekali memberikan kantong plastik lagi kepada konsumen, karena tidak ada regulasi yang memayungi program kantong plastik tidak gratis tersebut. “Program kantong plastik tidak gratis berlaku 21 Februari – 31 Mei 2016,” tuturnya.


Customer Relations Yogya Cherbon Junction, Istanto mengatakan, karena belum ada kesepakatan dari pusat, program tersebut digratiskan kembali. Menurut Istanto, isu kantong plastik berbayar tidak berpengaruh terhadap trafik konsumen. “Karena cuma Rp200, jadi tidak masalah buat konsumen,” tuturnya.


Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) UKM Kota Cirebon, Drs H Agus Mulyadi MSi membenarkan uji coba telah berakhir. Namun pihaknya belum mengambil sikap mengenai pemberlakukan berakhirnya uji coba kantong platik berbayar. “Iya kalau uji coba telah berakhir. Tapi kami belum menyosialisasikan,” ungkapnya.


Meski tidak massive, tetapi beberapa konsumen sudah mulai menggunakan kantong belanja sendiri. “Ada bagusnya, karena beberapa konsumen dari rumah bawa kantong sendiri,” paparnya.


Di Yogya Cherbon Junction sebelumnya penggunaan kantong plastik berbayar sudah sempat disosialisasikan. Terutama di beberapa cabang di Bandung sebagai pusat Yogya Group. Begitu juga penghapusan kantong plastik berbayar.


Penerapan kantong plastik gratis juga kembali diberlakukan di Hypermart Cirebon. Opening Manager Hypermart Cirebon, Eko Susanto mengatakan, Hypermart Cirebon telah mengikuti instruksi dari head office perihal kantong plastik berbayar mulai 5 Maret 2016. Tapi, sekarang ada perubahan untuk kembali menggratiskan kantong plastik. “Dulu sesuai anjuran pemerintah diberlakukan kantong plastik berbayar Rp200,” ujarnya.


Dengan kantong plastik gratis ini, Hypermart berharap bisa memberikan kepuasan kepada konsumen, karena mereka tidak perlu mengeluarkan uang tambahan untuk membeli kantong plastik. Namun, harus diakui, penerapan kantong plastik berbayar pelan-pelan mulai mengubah kebiasaan masyarakat.


“Payung hukum dari peraturan kantong plastik berbayar hanya berupa surat dari Kementerian Lingkungan Hidup. Surat itu kan soal uji coba dan hanya berlaku untuk tiga bulan,” kata Regional Corporate Communication Manager Alfamart, Firly Firlandi, kepada Radar, Kamis (9/6).


Namun demikian, Firly mengaku, sosialisasi dan kampanye pengurangan plastik tetap dilakukan. Misalnya, kasir akan bertanya apakah bawa kantong dari rumah? Atau, untuk pembelian barang dengan jumlah yang tidak memerlukan kantong plastik biasanya kasir akan menawarkan apakah gunakan kantong plastik atau tidak. “Umumnya konsumen sudah paham untuk tidak menggunakan kantong plastik,” tuturnya.


Data yang dihimpun Radar, di Yogya Cirebon Juntion hanya terjadi penurunan sekitar 2.000 pcs kantong plastik per bulan untuk ukuran jumbo. Untuk ukuran lain, justru tidak Nampak pengurangan.


Begitu pun data yang dihimpun di Hypermart Cirebon. Konsumsi plastik di bulan Januari mencapai 36.064, sempat menurun hingga 3 ribu pcs di bulan Februari. Tetapi melonjak hingga 57.264 di Bulan Maret. Selanjutnya, fluktuatif yakni, 32.064 pcs di bulan April dan Mei 34.646.


DARI pantauan penggunaan kantong plastik di dua supermarket, tidak tampak ada pengurangan signifikan. Diet kantong plastik yang dicanangkan pada 21 Februari-31 Mei, sepertnya tidak berhasil.


 
 
 

Comments


Goodybag BSD

Also Featured In

    Like what you read? Donate now and help me provide fresh news and analysis for my readers   

Donate with PayPal

© 2023 by "This Just In". Proudly created with Wix.com

bottom of page