E-Dom, Dompet Sekaligus Tas Belanja Karya Mahasiswa UGM
- ratna tia
- Jun 19, 2017
- 5 min read
Masa saat ini dunia sedang berlomba mengurangi penggunaan tas plastik | goody bag seminar

Sementara untuk bahan, kelima mahasiswa ini tampaknya sudah memperhitungkan betul dan memilih yang berkualitas seperti kulit sintetis, kanvas, satin hingga prada satin dan bludru. "Kombinasi warna juga beragam apalagi bahan parasut bisa dicuci," imbuh Aviva Lintang.
Untuk saat ini E Dom mulai diperjualbelikan secara online melalui media sosial para penciptanya. "Harapannya, sesuai tujuan awalnya bisa mengurangi penggunaan plastik untuk berbelanja sekaligus tetap tampil keren," pungkas Aviva.
"Dompetnya modelnya seperti pada umunya persegi panjang dan dapat digunakan untuk menyimpan uang ataupun identitas lainnya. Tapi yang membedakan di dompet ini juga ada sebuah tas yang sengaja kita desain untuk digunakan ketika berbelanja atau membawa sesuatu. Ketika tak digunakan tinggal dilipat dan jadi dompet lagi," ungkap Aziz Aksaputra Jumat (16/6/2017).
Untuk keamanan pengguna, dompet pada E Dom bisa dilepas kemudian dimasukkan ke dalam tas atau digenggam oleh sang pemilik. "Ada kancing atau knopnya jadi bisa dipisahkan untuk keamanan penggunannya juga," imbuh Aziz.
Masa saat ini dunia sedang berlomba mengurangi penggunaan tas plastik yang dinilai tak ramah lingkungan karena sifatnya yang tak mudah diurai. Alhasil diciptakan berbagai macam pengganti bahan plastik untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Alasan inilah yang kemudian menginspirasi lima mahasiswa UGM yakni Aziz Askaputra, Permata Hayuningtyas, Andhika Gilang Al Afgani, Rosyida Fajarwati dan Aviva Lintang Tunjungsari untuk menciptakan dompet yang juga bisa berfungsi sebagai tas belanja. Karya yang kemudian diberinama E-Dom kependekan dari Eco Friendly Dompet ini memiliki desain dan fungsi seperti dompet pada umumnya, namun dapat berubah bentuk menjadi tas belanja apabila pemiliknya memang sedang membutuhkan.
Belanja Tanpa Kantong Plastik | goody bag seminar
Yang bisa dijadikan contoh mungkin toko The Body Shop. Sejak dua tahun lalu, seluruh gerai yang menjual produk perawatan tubuh ini sudah menggunakan kantong kertas yang 80% bahannya adalah daur ulang (post consumers recycled papers) sebagai kantong belanja.
Mereka juga menjual Bags For Life (Green Bag) yang terbuat dari cotton organic bagi konsumen yang ingin terus membawa kantong sendiri saat berbelanja."Annita Roddick, pendiri The Body Shop, sangat peduli lingkungan," urai PR Manager The Body Shop Indonesia Ratu Maulia Ommaya.
Jika melihat banyaknya elemen masyarakat yang sudah mengampanyekan pengurangan penggunaan kantong plastik, seharusnya keinginan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo yang menargetkan Ibu Kota ini bebas kantong plastik mulai 2011 bisa terwujud.
Produk kedua adalah tas berbahan nilon dengan kapasitas hingga 10 kg yang bisa dilipat hingga seukuran dompet panjang.Yang menarik, tas ini bisa juga dijadikan gantungan kunci. Jadi bagi mereka yang sering lupa, bisa langsung mengaitkannya dengan kunci rumah atau kunci mobil saat bepergian.
Dengan bentuk yang menarik sekaligus praktis, permintaan terhadap tas tersebut cukup banyak. Sano mengaku kewalahan melayani permintaan yang terus meningkat."Karena banyak permintaan, kita ada rencana untuk menambah kapasitas. Soalnya konsumen kita tak terbatas individu, tapi juga korporasi," ujar Sano.
Memang, beberapa minimarket dan supermarket sudah mulai peduli terhadap kampanye pengurangan kantong plastik. Peritel modern seperti Carrefour dan Circle K sudah menjual tas yang ramah lingkungan sebagai alternatif pengganti kantong plastik.
Usaha yang lebih konkret lagi dilakukan Mohammad Bijaksana Junerosano, 28, pendiri Greene-ration Indonesia. Greeneration Indonesia adalah perusahaan yang menjual produk ataupun jasa yang berkaitan dengan gaya hidup hijau.
Salah satu brand mereka, BaGoes, memproduksi tas/kan-tong belanja ramah lingkungan.Ada dua produk unggulan BaGoes. Yang pertama ialah tas ber-bahanlakenberestletingyangbisa dilipat kecil hingga seukuran dompet. Tas tersebut dapat menahan berat hingga 3-5 kg.
Demi menyebarkan informasi "menyeramkan" serta mengajak sebanyak mungkin orang untuk mengurangi penggunaan plastik, Thrio akhirnya membuat cause "Kurangi Kantong Plastik" di Facebook. Cause adalah salah satu layanan yang disediakan Face-.book untuk mendukung kampanye atau goal tertentu. Cause "Kurangi Kantong Plastik" yang aktif sejak pertengahan tahun lalu itu sekarang sudah mencatat 176.552 dukungan.
Contoh paling sederhana adalah plastik polimer sintetik atau plastik yang terbuat dari polyethylene (PE). Plastik ini lebih dikenal masyarakat sebagai kan-tong/tas kresek. Ketika dibuang, kantong plastik ini butuh waktu ratusan tahun agar bisa diurai tanah.
Selama waktu yangpanjang itu.plastikakan mencemari tanah. Mau dibakar? Sama bahayanya. Karena asap dari kantong kresek dapat menimbulkan senyawa berbahaya. Semakin ironis karena untuk membuat kantong plastik dibutuhkan ratusan ribu galon minyak bumi, yang bisa menimbulkan efek rumah kaca.
Ujung-ujungnya, warga dunia akan merasakan efek pemanasan global yang kini mulai terasa dan terlihat dampaknya di berbagai belahan dunia.
Plastik memang musuh lingkungan yang belum banyak diketahui orang. Kalaupun tahu, kebanyakan memilih untuk tidak peduli atau pura-pura tidak tahu.
Wajar saja, kantong plastik yang selalu diberi gratis saat berbelanja memang menawarkan kepraktisan untuk membawa bawang belanjaan.Padahal di balik kemudahan itu, plastik menyimpan bahaya yang menyeramkan.
Bahan-bahan plastik kebanyakan mengandung racun yang tak hanya merusak tanah, tapi juga organ tubuhmanusia.
Kebiasaan yang kurang lebih sama itu juga dilakukanThrio Haryanto, 34. Thrio lebih suka menenteng tiga buku yang baru dia beli dibandingkan harus memasukkannya dalam kantong plastik."Sebagian mungkin menganggap aneh, termasuk kasir yang melayani saya. Ngapain beli buku banyak, tapi tidak mau diberi kantong plastik gratis? Justru dengan mengatakan ke kasir bahwa plastik itu tidak baik, paling tidak mereka jadi tahu," jelas Thrio.
Kebiasaan menolak kantong plastik ini sudah dilakukan Yuliana sejak setahun lalu. Ia menyebut aksi ini sebagai, "bentuk paling kecil yang bisa dilakukan untuk memperbaiki lingkungan"."Soal buang sampah,terkadang saya masih suka sembarangan. Nah, menolak kantong plastik atau membawa tas belanja sendiri, buat saya lebih gampang," katanya. "Biasanya sayamernbawa tas yang bisa dilipat atau kantong plastik bekas dari rumah. Kalau perlu tinggal dipakai, praktis," tambah dia.
GERAKAN mengurangi penggunaan kantong plastik semakin menggema. Cara yang dilakukan pun beragam. Mulai aksi pribadi, membuat cause di Facebook, hingga berbisnis tas ramah lingkungan."Enggak usah pakai plastik, Mbak. Nanti saya masukkan ke tas saja," ujar Yuliana, 24, saat berbelanja di sebuah minimarket. Selesai membayar, barang belanjaan itu lantas diselipkan dalam tas ransel ukuran sedang yang dipanggulnya.
Tas Belanja Daur Ulang Disediakan Jadi Pengganti Kantong Plastik | goody bag seminar
Sedangkan Corporate Affairs Director PT Sumber Alfaria Trijaya, Solihin mengatakan, konsumen yang menginginkan kantong plastik belanja nantinya akan diarahkan untuk membeli tas belanja dari bahan daur ulang agar bisa digunakan berkali-kali.
"Jika konsumsen tidak membawa tas atau kantong plastik sendiri maka akan dikenakan biaya tambahan Rp 200 untuk satu kantong plastik.
Saran kami memang sebaiknya menggunkan tas belanja dari bahan daur ulang, memang dari segi harga mahal namun keuntungannya bisa digunakan berkali-kali," ujarnya.
"Penjualan dari plastik berbayar ini nantinya akan dipakai untuk mendukung program lingkungan hidup, selain itu selama ini Hypermart juga sudah menggunkan plastik yang ramah lingkungan. Selain kantong plastik kita juga menyediakan tas belanja daur ulang dengan harga terjangkau," ujarnya.
Sementara itu Store Manager Hypermart Lippo Plaza Jakabaring, Theresia Minggu (21/2) mengatakan, sebagai retailer Hypermart menyambut baik dan mendukung program pemerintah dalam mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah plastik.
Selain kantong plastik peritel juga menyediakan tas belanja dengan harga yang bervariasi dimasing-masing ritel dengan range harga mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 50 ribu.
Harga satu kantong plastik baik kecil maupun besar satunya Rp 200 per kantong plastik.
Comments