Hebat! Kakek Ini Pakai Kantung Plastik yang Sama Selama 34 Tahun
- ratna tia
- Jun 13, 2017
- 4 min read
Plastik merupakan bahan yang dianggap mencemari lingkungan | goody bag custom

"Saya hanya menggunakannya ketika diperlukan. Anda tak bisa menggunakannya untuk barang berat, namun kalau sekedar barang belanjaan, kantung ini masih berguna," tuturnya.
Matt Tomlinson, manajer toko superstore Tesco Mold, menyatakan: "Kami bangga bisa melayani komunitas di Mold sini selama 26 tahun, dan kantung plastik itu berguna bagi McCaskie untuk waktu yang lebh lama lagi."
Sejak diproduksinya kantung plastik, Perdana Menteri Inggris telah lima kali berganti, Presiden AS berganti enam kali, Paus berganti tiga kali dan 836 judul lagu menduduki nomor satu di tangga lagu Inggris.
McCaskie mengungkapkan: "Saya bahkan tak ingat ini dari toko Tesco mana, namun plastik ini sungguh berguna."
"Motto saya adalah 'jangan buang-buang apapun, jangan inginkan apapun'. Saya selalu melipatnya di kantung jaket untuk berjaga-jaga jika kami memerlukannya," kata kakek berusia 72 tahun.
"Kantung plastik ini terbukti berguna, meskipun Wales telah melaran penggunaan kantung plastik empat tahun lalu. Namun sebelumnya saya juga tak pernah membuangnya, ujar McCaskie lagi."
Pensiunan teknisi dari Mold, Flintshire ini memperkirakan ia sudah menggunakan kantung plastik itu lebih dari 2 ribu kali selama satu setengah dasawarsa terakhir. Adapun logo di kantung plastik itu adalah saat toserba Tesco memperingati 50 tahun usia toko itu.
Ketika kantung itu diproduksi tahun 1981 lalu, Personal Computer (PC) pertama dari IBM baru didaftarkan, dan domain nama internet pertama baru berusia 4 tahun.
Dilaporkan dari Express, Kamis (3/12/2015), Martin McCaskie masih menyimpan kantung plastik dari Tesco yang didapatkannya untuk menampung barang belanjaan yang dibelinya saat ke supermarket itu tahun 1981 lalu. Kantung plastik itu dilipat rapi dan tersimpan di kantung jaketnya.
Keluarga dari kakek tiga cucu ini tidak menyadari keberadaan barang 'vintage' ini sampai McCaskie mengeluarkannya di rumah anak perempuannya, untuk menaruh koleksi majalah.
Plastik merupakan bahan yang dianggap mencemari lingkungan karena sifatnya yang tak terurai di tanah. Itulah mengapa, salah satu upaya membuat lingkungan hidup jadi tempat yang lebih baik adalah dengan meminimalisi penggunaan kantung plastik.
Dalam hal ini, seorang kakek berada di level lebih tinggi, dengan menggunakan kantong plastik yang sama selama lebih dari 30 tahun, bahkan tanpa benar-benar memikirkan mengenai aspek peduli lingkungan.
Konsumsi Kantong Plastik Turun hingga 4 Juta Lembar | goody bag custom
Isinya, mekanisme kebijakan tersebut diserahkan kepada pemerintah daerah (pemda) masing-masing. Menurut Roy, dengan mekanisme seperti ini, maka tidak ada ketentuan yang seragam yang diberlakukan pada ritel modern di seluruh Indonesia. Akibatnya, kebijakan ini malah membuat peritel dan konsumen bingung.
"SE ini melepas harga (kantong plastik belanja) pada Pemda. Jadi ada yang minta Rp 1.500, Rp 2.000, Rp 5.000. Padahal ini berbeda dengan semangat dari SE pertama di mana kita sudah sepakat dengan KLHK, YLKI dan lain-lain bahwa harganya sama, itu sebesar Rp 200, dan kantong plastik itu dijual sebagai barang dagangan," kata dia.
Namun Roy menyatakan, saat ini kebijakan kantong plastik berbayar tidak jelas arahnya. Sejak masa uji coba pertama berakhir pada 31 Mei 2016, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menerbitkan surat edaran (SE) kedua pada 8 Juni 2016 terkait kelanjutan kebijakan ini.
"Jadi sudah terbukti 80 persen masyarakat itu sebenarnya menerima. Mereka sudah sadar untuk mengurangi penggunaan kantong plastik," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta.
Sebelumnya, Ketua Umum Aprindo Roy Mandey menilai kebijakan kantong plastik berbayar pada toko ritel modern telah berjalan dengan baik. Sejak di ujicoba pertama pada 21 Februari 2016, 80 persen konsumen ritel modern sudah mengurangi pemakaian kantong plastik dan membawa kantong belanja sendiri.
"Rata-rata satu peritel turun sampai 50 persen. Aprindo juga lapor biasanya kelarkan kantong plastik 8 juta lembar, ini turun jadi jadi 4 juta lembar. Jadi semua menurun," kata dia.
Penurunan penggunaan kantong plastiknya cukup bagus, berkisar antara 20 persen-80 persen. Yang 20 persen di Kendari dan 80 persen paling besar itu di Banjarmasin," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (25/7/2016).
Tuti menjelaskan, jika di rata-rata, pada masing-masing peritel, penurunanya sekitar 50 persen. Menurut dia, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) juga melaporkan total kantong plastik yang dikeluarkan oleh peritel juga turun drastis, dari biasanya 8 juta lembar menjadi 4 juta lembar per tiga bulan.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengklaim sejak pemberlakuan uji coba kantong plastik berbayar di ritel modern, penggunaan kantong plastik mengalami penurunan hingga mencapai 80 persen.
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya KLHK Tuti Hendrawati Mintarsih mengatakan, penurunan penggunaan kantong plastik ini paling besar terjadi di Kota Banjarmasin.
Mengajak dan Mendidik Anak agar Cinta Lingkungan | goody bag custom
Dan jika kita mengabaikan perawatan lingkungan di sekitar kita dengan berbagai perilaku negatif seperti membuang sampah sembarangan, menggunduli dan membakar hutan, dan lain sebagainya, mungkin akan tiba waktunya alam menjadi marah dan mengingatkan kita lewat berbagai bencana yang mungkin timbul. Kabut asap yang menyesakkan, banjir, bahkan pemanasan global sudah bukan hal yang jarang kita dengar.
Sulitkah membuang sampah pada tempatnya? Meski tampaknya mudah dilakukan namun pada kenyataannya jika kita melihat di jalan-jalan di kanan dan kiri kita, banyak sampah yang dibuang sembarang. Banyak warga yang bahkan tampak tidak sabar dan memasang peringatan dilarang membuang sampah dengan mencantumkan denda dalam jumlah yang fantastis.
Bagaimanakah jika kita bandingkan dengan yang terjadi di negeri ini? Perilaku membuang sampah dan perilaku lain yang jauh dari rasa cinta lingkungan ternyata banyak dijumpai di berbagai daerah. Masalah sampah menjadi masalah yang tampaknya sudah kronis bahkan menjadi ancaman serius di beberapa kota besar.
Ada perilaku menarik yang dilakukan para suporter sepakbola Jepang di Brasil sesudah menyaksikan laga sepak bola piala dunia beberapa waktu yang lalu. Sesudah pertandingan selesai, bahkan sesudah tim kesayangannya kalah, para suporter ini mengumpulkan sampah yang berserakan di stadion. Hal ini konon dilakukan juga pada momen-momen piala dunia periode sebelumnya. Artinya perilaku ini telah menjadi suatu kebiasaan cinta lingkungan yang tertanam kuat di dalam diri mereka.
Commentaires