top of page

Batiqa Usung Konsep Go Green

  • Writer: ratna tia
    ratna tia
  • Jun 13, 2017
  • 4 min read

Batiqa Hotel Palembang juga aktif dalam mengumpulkan barang barang bekas | goody bag eksklusif




Adapun kegiatan ini akan diawali dengan Aerobik pagi, sarapan pagi, menanam tanaman bersama sebagai acara inti dan makan siang bersama. "Sekali lagi, kami ingin mengadakan acara yang banyak manfaat nya untuk orang banyak terkhususnya untuk lingkungan sekitar Batiqa Hotel Palembang," tutupnya.


"Alasan kita mendasari mengapa kita mengangkat tema Go Green karena Batiqa Hotel Palembang sendiri memiliki area taman sebagai bukti bahwa Hotel kami peduli terhadap lingkungan sekitar. Karena kami memiliki area taman sendiri, maka kami menghimbau kepada semua staf untuk peduli dengan lingkungan sekitar," ugkapnya.


Diantaranya, Batiqa Hotel Palembang juga aktif dalam mengumpulkan barang barang bekas yang bisa untuk didaur ulang seperti barang barang plastik. Jadi di sini kami memanfaatkan barang barang yang tidak layak pakai untuk digunakan kembali.


Dikatakan Ayub, ada beberapa hal lainnya yang melatarbelakangi mengapa Batiqa Hotel Palembang mengangkat tema Go Green Hotel.


"kita dalam pengolahan limbah dan sampah yang ada di hotel didaur ulang dengan cara yang ramah lingkungan yang langsung dihandle oleh Tim Engineering dan Tim Housekeeping," ujar Ayub Zailani, General Manager Batiqa Hotel Palembang, Selasa (8/11).


Beberapa hal diantaranya telah mulai diterapkan di hotel yang sudah beroperasi sejak tahun 2015 lalu ini.

Batiqa Hotel Palembang yang berlokasi di Jalan Kapten A Rivai, Palembang ini berkomitmen untuk mengusung konsep hotel yang ramah lingkungan atau go green.

Tissue Tessa Murni Serat Kayu Pilihan Tanpa Pemutih | goody bag eksklusif

"Tissue Tessa pack Ecofriendly ini ramah lingkungan, baik dari isi produk (kertas tissue) maupun kemasan (bioplastic), sehingga lebih cepat terurai di lingkungan," tambahnya.


Keunggulan dari produk kita, diantaranya selain sudah punya sertifikat FSC, bahan baku yang bersumber dari pengelolaan hutan yang bertanggung jawab, berkontribusi juga dalam pelestarian lingkungan (Go Green). Lalu, produk Tessa, higienis, 100 persen virgin pulp (serat kayu alami), halus, lembut, dan tebal, tanpa pemutih, serta hadir dengan banyak variasi ukuran, kemasan dan warna, sehingga banyak pilihan bagi konsumen," ujarnya.


Di tahun 2013 lalu, lanjut Pardiman, PT GKU yang merupakan produsen Tissue Tessa memperoleh Sertifikat FSC, dimana hal tersebut menunjukkan bahwa Tessa merupakan tissue yang dikelola secara baik dan bertanggung jawab. Sertifikasi ini pun diakui secara internasional.


Ditambahkannya, melalui cara tersebut, FSC mengajak dan menghimbau masyarakat dunia untuk turut berkontribusi dalam mendukung penanganan hutan secara bertanggung jawab, yaitu melalui pemakaian produk dengan label FSC.


"Dengan adanya penggunaan label FSC pada produk kami, menjadi jaminan bahwa produk tersebut berasal dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab dengan tujuan pelestarian sumber daya alam," jelasnya, Kamis (23/6).


Area Sales Manager Tissue Tessa, Pardiman mengatakan, produk ramah lingkungan ini, bekerjasama dengan Forest Stewardship Council (FSC). Dimana FSC sendiri merupakan organisasi independen, non profit, non pemerintah yang didirikan untuk mendukung hutan dunia yang ramah lingkungan dan menguntungkan secara sosial dan ekonomi.


PT Graha Kerindo Utama (GKU) kembali kenalkan produk tissue yang ramah lingkungan kepada masyarakat. Hal ini dilakukan sebagai wujud kepedulian terhadap hutan dan lingkungan.

Hebat, Avani Bikin Kantong Plastik yang Bisa Dimakan, dari Ketela | goody bag eksklusif

Selain membuat kantong plastik yang bisa dimakan ini, Avani juga sudah memiliki beberapa produk ramah lingkungan lain.


Avani memang sudah beroperasi sejak tahun 2014. Salah satu produk lain mereka yang juga terkenal adalah jas hujan plastik ramah lingkungan. Bukan hanya berkutat di bahan plastik tamah lingkungan, mereka juga memiliki produk cangkir, tempat makan, dan alat makan yang terbuat dari kayu.


Meski disebut tas plastik, sebenarnya tas buatan Avani ini bukan plastik karena jauh lebih ramah lingkungan, terbuat dari ketela, dan mudah terurai. Jika kantong plastik biasa butuh waktu ratusan tahun untuk terurai, kantong milik Avani ini hanya butuh waktu 90 hari untuk terurai.


Kantong ini juga aman dimakan dan Kevin membuktikannya sendiri dengan menyobek sebagian kantong itu, memasukkan ke dalam gelas air hanyat, mengaduknya hingga larut, lalu meminum air tersebut.


Tuti Hendrawati Mintarsih, Menteri Lingkungan, berkata bahwa jika permintaan masyarakat akan tas plastik Avani ini terus meningkat, maka produksi bisa ditingkatkan dan harga kemungkinan bisa ditekan. Sayangnya, hingga hari ini tidak ada anggaran negara di Indonesia yang diperuntukkan bagi pengurangan sampah plastik.


Saat ini, PR besar Kevin dan Avani adalah membuat orang mau membeli tas plastik yang ia buat. Pasalnya, harga tas plastik buatan Avani ini dua kali lebih mahal dari plastik biasa. Harga yang bagi kita pecinta lingkungan tentu tidak seberapa, namun bisa jadi masalah di mata para pegadang kecil.


Faktanya, di Indonesia setiap hari ada kantong plastik seluas 5.000 kilometer yang dibuang. Itu adalah area yang sangat luas! Jaraknya sejauh itu merupakan jarak dari Jakarta ke Sydney. Karena itulah Kevin memutuskan untuk mencari ide membuat plastik dari bahan yang lebih ramah lingkungan. Ia pun akhirnya membuat tas dari ketela ini.


Kevin awalnya melihat bahwa Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam dan keanekaragaman fauna yang begitu memesona. Namun, ktia merupakan negara terparah kedua yang membuang paling banyak sampah plastik ke lautan.


Kantong plastik buatan perusahaan bernama Avani ini sengaja dibuat dari ketela sehingga bila sudah dibuang dan tidak sengaja termakan oleh hewan, hewan itu tidak akan mengalami masalah apapun. Hebatnya lagi, ternyata kantong plastik ini buatan anak bangsa bernama Kevin Kumala.


Nah, untuk mengatasi masalah tersebut, dibuatlah kantong plastik yang sangat ramah lingkungan ini. Kantong plastik ini sangat ramah lingkungan hingga aman untuk dimakan dan juga dibakar. Mengapa bisa begitu? Kantong plastik ini ternyata terbuat dari ketela!.


Selama ini kantong plastik punya reputasi yang sangat buruk di kalangan pecinta lingkungan. Kantong plastik disebut-sebut sebagai penyebab pemanasan global, polusi, dan berbagai masalah lingkungan lainnya.

Tak heran, kantong plastik yang jumlahnya sangat banyak di bumi ini butuh waktu 100 hingga 500 tahun untuk bisa terurai dengan sempurna.






 
 
 

Comments


Goodybag BSD

Also Featured In

    Like what you read? Donate now and help me provide fresh news and analysis for my readers   

Donate with PayPal

© 2023 by "This Just In". Proudly created with Wix.com

bottom of page